Sabtu 01 Jul 2023 22:51 WIB

Kepada Pelajar dan Mahasiswa di Hong Kong, Erick Thohir Tegaskan Jangan Takut Pulang

Kata Erick arah pembangunan Indonesia sudah tepat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir bernyanyi bersama pada acara silaturahmi dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Sabtu (1/7/2023). Menteri BUMN berkomitmen mendukung Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam memberikan perlindungan terhadap para PMI di luar negeri.
Foto: ANTARA FOTO
Menteri BUMN Erick Thohir bernyanyi bersama pada acara silaturahmi dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Sabtu (1/7/2023). Menteri BUMN berkomitmen mendukung Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam memberikan perlindungan terhadap para PMI di luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG --  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meredakan kekhawatiran para pelajar dan mahasiswa yang menggali ilmu di Hong Kong tentang situasi Indonesia. Arah pembangunan Indonesia sudah tepat. 

Oleh karena itu, Erick mengajak para pelajar dan mahasiswa di Hong Kong untuk tidak ragu dan takut untuk pulang ke Indonesia. Karena dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran lima persen, maka tanah air membutuhkan sumber daya manusia bertalenta seperti para pelajar dan mahasiswa di luar negeri.

"Saya sampaikan arah pembangunan indonesia sudah ke arah yang benar dengan kita terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan dengan membangun hilirisasi sumber daya alam, industrialisasi pangan, pemberdayaan industri kreatif dan investasi di ekonomi digital. Kita membutuhkan para talenta-talenta generasi muda untuk menjadi tulang pungung memajukan indonesia," ujar Erick saat berjumpa dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Sabtu (1/7/2023).

Dalam kunjungan kerjanya di Hong Kong, Erick memang mengunjungi beberapa tempat. 

"Setelah meninjau usaha milik diaspora Indonesia, saya melanjutkan kegiatan untuk bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia dan Diaspora Indonesia yang berada di Hong Kong," ungkapnya. 

Dia menekankan, "Kita mendorong diaspora sebagai pembukaan akses produk - produk indonesia menembus pasar dunia," kata Erick.

Dalam sesi tanya jawab dengan PPI, Erick menangkap ada kekhawatiran para pelajar dan mahasiswa terkait nasib mereka jika harus berkarier di Indonesia. Mereka terpapar anggapan tentang daya tarik dunia kerja di luar negeri yang lebih baik dibandingkan di Indonesia.

Erick menjelaskan kepada ratusan pelajar dan mahasiswa itu bahwa Indonesia terus berbenah, termasuk BUMN. Perubahan ini tidak terlepas dari transformasi yang tengah dilakukan di Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan milik negara itu.

Transformasi ini membuat BUMN lebih menarik sebagai tempat bekerja dan merintis karier. Salah satunya terlihat dari upaya deregulasi aturan-aturan yang tumpang tindih.

"Kesulitan di BUMN itu kan soal administrasi dan terbelenggu birokrasi. Sekarang itu saya ubah. Dari 45 Permen (Peraturan Menteri), saya bongkar menjadi 3 Permen," ujarnya sembari menambahkan bahwa staf hingga deputi di Kementerian BUMN yang tidak dapat mengikuti ritme kerjanya telah dia berhentikan. 

Erick juga menegaskan bahwa BUMN juga dapat menjadi lahan perjuangan yang baik untuk membantu lebih banyak orang. 

"Semua memang by the book. Memang pengaturan di BUMN lebih ketat dari swasta, karena ini uang negara (yang dikelola). Namun jangan takut. Asalkan kita mau beradaptasi," kata Erick.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement