Rabu 13 Sep 2023 04:28 WIB

Mengapa tak Boleh Meratapi Kematian dalam Islam?

Islam melarang untuk meratapi kematian orang yang wafat.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Seorang Muslim yang beriman pasti tidak memilih untuk meratapi mayit.  (ilustrasi)
Foto: storyeo.com
Seorang Muslim yang beriman pasti tidak memilih untuk meratapi mayit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memiliki perasaan sedih ketika ada orang terdekat meninggal, dianggap merupakan suatu yang wajar dan manusiawi. Tetapi dalam Islam, dilarang untuk meratapi kematian orang yang wafat.

Ustaz Khalid Basalamah, dalam salah satu ceramahnya merujuk pada sabda Rasulullah SAW yang mengatakan wanita yang meratapi kematian, jika belum bertaubat sebelum kematiannya, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian yang terbuat dari pelengking dan baju dari api yang menyala-nyala. Maksud baju dengan nyala api dalam riwayat Bukhari Muslim tersebut adalah tentang siksaan api neraka.

Baca Juga

“Kenapa wanita disebut karena banyaknya ibu-ibu, wanita yang seperti ini terbawa perasaan. Secara global, misal anaknya meninggal, suaminya meninggal,” kata ustaz Khalid, dikutip dari laman Youtube Point Kajian Islam, Selasa (12/9/2023). 

Hal ini terkecuali yang telah Allah SWT berikan hidayah dengan ilmu syari bahwa meratapi kematian dalam Islam itu tidak boleh. Maka seorang Muslim yang beriman pasti tidak memilih untuk meratapi mayit. 

Ustaz Khalid melanjutkan bahwa perasaan sedih mungkin hal bisa. Seorang Muslim mungkin meneteskan air mata.

Disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah meneteskan air mata ketika meninggalnya Ibrahim. Akan tetapi beliau tidak bersuara atau sampai meratapi. “Nabi dalam hadits Bukhari dikatakan saat meninggal Ibrahim netesin air mata, tapi gak bersuara, beliau tidak meratapi,” kata Ustaz Khalid.

Kemudian para sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang beliau juga bisa bersedih dan menangis. Rasulullah menjawab bahwa hal tersebut rahmat yang Allah masukkan dalam hati hamba-hamba-Nya

Ustaz Khalid mengingatkan agar tidak meratapi bahkan sampai mengucapkan doa-doa yang justru berbahaya bagi diri sendiri. Tidak boleh mengucapkan hal buruk kepada diri, keluarga, atau harta benda.

“Kenapa mati duluan mengucapkan doa-doa berbahaya buat diri sendiri, coba saya yang mati, itu semua tidak boleh diucapkan. Jangan ucapkan karena bisa saja malaikat lewat dan mengaminkan yang kalian ucapkan,” kata  Khalid.

Jadi orang mukmin selayaknya mengetahui bahwa mati adalah kelaziman dan pintu menuju kehidupan yang abadi. Halnyang terpenting adalah agama Islam mengajarkan bahwa usahakan saat meninggal, jangan mati kecuali dalam keadan Islam. “Itu kata kuncinya, Wa la tamutunna illa wa antum muslimun,” ujar dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement