Rabu 11 Oct 2023 05:25 WIB

Putin: Konflik Hamas-Israel Bukti Kegagalan Kebijakan AS di Timur Tengah

AS disebut telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Rusia Vladimir Putin, 4 October 2023.
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL METZEL/SPUTNIK/KREMLIN POOL M
Presiden Rusia Vladimir Putin, 4 October 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Selasa (10/10/2023), ledakan kekerasan antara Israel dan Palestina menunjukkan kegagalan kebijakan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Istana Kremlin mengatakan sedang menjalin hubungan dengan kedua pihak yang bertikai.

“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah,” kata Putin kepada Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani yang sedang berkunjung.

Baca Juga

Putin pun menyalahkan peningkatan tajam kebijakan AS selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. AS dinilai sedang berusaha untuk memonopoli upaya internasional dalam menciptakan perdamaian.

"Justru sebaliknya, berupaya memaksakan pandangan mereka sendiri mengenai bagaimana hal tersebut harus dilakukan, memberikan tekanan pada kedua belah pihak," ujar Putin.

Putin itu juga menuduh AS telah lalai dalam mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. AS disebut telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina, termasuk kebutuhan akan negara Palestina yang merdeka sesuai dengan resolusi Majelis Umum PBB.

Sejak krisis terbaru ini terjadi, Kremlin berusaha bersikap adil dan menggarisbawahi kekuatan hubungannya dengan kedua belah pihak. Rusia memiliki hubungan jangka panjang dengan Palestina, termasuk Hamas, yang terakhir kali mengirim delegasi senior untuk melakukan pembicaraan di Moskow pada Maret.

Tapi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Rusia juga memiliki banyak kesamaan dengan Israel, termasuk fakta bahwa banyak orang Israel adalah mantan warga negara Rusia. “Oleh karena itu, kami menjaga hubungan dengan kedua pihak yang berkonflik ini. Kami melakukan kontak dan mengambil bagian dalam semua, sayangnya hanya sedikit  format yang mencari titik temu untuk penyelesaian dan tidak berjalan efektif, seperti yang ditunjukkan oleh praktik baru-baru ini," katanya.

Peskov mengatakan, Kremlin sedang mencoba memastikan apakah ada warga Rusia di antara puluhan sandera yang disandera oleh Hamas. “Kontak yang diperlukan sedang dilakukan untuk memahami apakah ini benar atau tidak dan bagaimana nasib orang-orang ini di masa depan,” katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement