Tafsir Ayat yang Menganjurkan untuk Tadarus di Bulan Ramadhan 

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 19 Mar 2024 21:25 WIB

Seorang pria membaca Alquran di luar Masjid Al-Aqsa pada Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Jumat (14/4/2023). Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH Seorang pria membaca Alquran di luar Masjid Al-Aqsa pada Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Jumat (14/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi umat muslim untuk berlomba – lomba mencari pahala dari Allah SWT. Bulan yang membuat perubahan untuk menjauhi dari segala larangan Allah SWT. Salah satu amalan baik yang dapat dilakukan adalah Tadarus atau mengkhatamkan Alquran.

Seperti yang tertulis pada surat Al Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman,

Baca Juga

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ 

Arab Latin : Syahru ramaḍānal-lażī unzila fīhil-qur'ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān(i).

Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). 

Menurut tafsir tahlili Kemenag, bahwa para ulama menetapkan bahwa Alquran diwahyukan pertama kali pada malam qadar, yaitu malam yang penuh kemuliaan yang juga merupakan malam penuh berkah, dan ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan, bertepatan dengan bertemu dan pecahnya perang antara pasukan Islam dan tentara kafir Quraisy di Badar, yang pada saat turun wahyu itu Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun. Selanjutnya peristiwa penting ini ditetapkan sebagai turunnya wahyu yang pertama dan selalu diperingati umat Islam setiap tahun di seluruh dunia.

Berkenaan dengan malam qadar, terdapat perbedaan penetapannya, sebagai saat pertama diturunkannya Alquran dan malam qadar yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam untuk mendapatkannya. Yang pertama ditetapkan terjadinya pada tanggal 17 Ramadhan yang hanya sekali terjadi dan tidak akan terulang lagi. Sedangkan yang kedua, sesuai dengan hadits Nabi, terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, bahkan lebih ditegaskan pada malam yang ganjil.

Malam qadar ini dapat terjadi setiap tahun, sehingga kita selalu dianjurkan untuk mendapatkannya dengan persiapan yang total yaitu dengan banyak melaksanakan ibadah sunah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. 

Terpopuler