Sabtu 23 Mar 2024 11:45 WIB

Pengamat: Jika Nasdem Tinggalkan Anies dan Dukung Prabowo Itu Bukan Pengkhianatan

Koalisi politik dinilai bukan sesuatu yang mengikat secara permanen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) saat menyampaikan keterangan pers di Nasdem Tower, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Kedatangan Prabowo Subianto tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus menyampaikan penghargaannya kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh atas ucapan selamat kepadanya, usai ditetapkan sebagai Presiden Terpilih oleh KPU pada Pemilu 2024.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) saat menyampaikan keterangan pers di Nasdem Tower, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Kedatangan Prabowo Subianto tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus menyampaikan penghargaannya kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh atas ucapan selamat kepadanya, usai ditetapkan sebagai Presiden Terpilih oleh KPU pada Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, mengatakan pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, kemarin, Jumat (22/3/2024) merupakan pertanda Nasdem akan jadi bagian dari pemerintahan yang akan datang.

Dedi menyebut bila sikap itu yang diputuskan Nasdem, tidak dapat disebut sebagai pengkhianatan terhadap Anies Baswedan, capres yang mereka usung. Dedi menilai koalisi politik bukanlah hal yang mengikat secara permanen. 

Baca Juga

"Dalam praktik politik kita, utamanya pasca-Pemilu, hal biasa koalisi tidak permanen, sehingga tidak dapat disebut berkhianat, Anies maupun Muhaimin tentu memahami itu," kata Dedi, kepada Republika, Sabtu (23/3/2024).

Meski pun nanti akan ditinggalkan oleh Nasdem, begitu juga dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dedi melihat Anies tetap memiliki peluang meneruskan karirnya di ranah politik. Salah satu caranya kata dia adalah Anies bergabung ke salah satu partai. 

Misalkan kata Dedi, Anies bergabung dengan Partai Nasdem, itu bukanlah sesuatu yang aneh mengingat Anies termasuk salah satu bagian dari pendiri partai Nasdem. 

"Anies tetap miliki peluang karir politik, tentu jika ia secara total ia masuk ke dalamnya, semisalnya bergabung dengan Nasdem, bagaimanapun Anies adalah bagian dari pendiri Nasdem, dan masuk jajaran tokoh nasional yang potensial," ucap Dedi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement