Ahad 19 Apr 2020 15:07 WIB

Tafsir Sarjana Barat Atas Rukun Islam Sebelum Bersyahadat

Sebelum bersyahadat Sarjana Barat Roger Garuady tafsirkan rukun Islam.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Sebelum bersyahadat Sarjana Barat Roger Garuady tafsirkan rukun Islam. Ilustrasi Anak Shalat Tarawih
Foto: AP /Sunday Alamba
Sebelum bersyahadat Sarjana Barat Roger Garuady tafsirkan rukun Islam. Ilustrasi Anak Shalat Tarawih

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam Promesses de l'Islam, Roger Garaudy, menghadirkan lima rukun Islam untuk menggambarkan bagaimana tahap-tahap dalam agama ini dalam mewujudkan perubahan yang konkret di masyarakat. Arahnya bermula dari individu (-individu) dan meluas kepada subjek kolektif.

Dalam Promesses de l'Islam, dia menjelaskan, rukun pertama adalah ikrar orang per orang yang mengakui bukan hanya eksistensi Tuhan, melainkan juga tunduknya alam semesta ini, termasuk manusia, kepada- Nya di sepanjang sejarah.

Baca Juga

Rukun kedua, yakni sholat, bagi Garaudy merupakan partisipasi yang sadar dari manusia. Secara horizontal, ketundukan manusia disimbolkan pada satu arahnya ke Ka'bah di Makkah. 

Adapun secara vertikal pada puja dan pujian yang tertuju hanya kepada Allah. Dengan demikian, dua gravitasi horizontal- vertikal itu terjadi secara bersamaan ketika seseorang sholat.

Rukun ketiga, puasa Ramadhan, dalam perspektif Garaudy adalah penegasan kemerdekaan manusia terhadap keakuan atau ego-pribadinya. Begitu keserakahan pribadi direm 30 hari lamanya maka empati sosial dapat tumbuh di dalam diri. Puasa mengingatkan kita tentang adanya orang-orang lapar, seperti adanya aku-yang-lain, kata Garaudy.

Perluasan pengaruh individual ke kolektif-sosial terjadi pada rukun keempat, yakni zakat. Zakat tidak sama dengan sekedah karena merupakan sebuah kewajiban individual.

Dia menekankan, zakat itu semacam keadilan yang tebersit di dalam diri untuk kemudian dilembagakan untuk mewujudkan solidaritas sosial. Zakat merupakan puncak pengakuan praktikal bahwa tidak ada kepemilikan diri sebab segalanya adalah milik Allah SWT.

Terakhir, rukun Islam kelima merupakan perwujudan identitas keumatan global. Dengan berhaji, individu memenuhi panggilan Allah (labbayka Allahumma labbayk). “Tema Islam dalam segala manifestasinya adalah gerak ganda: perhatian manusia kepada Tuhan dan perhatian Tuhan kepada manusia,” tulis Garaudy.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement