Senin 19 Oct 2020 15:37 WIB

Agama Islam Disempurnakan pada Musim Haji

Haji adalah salah satu rukun Islam yang dengannya rukun-rukun agama diakhiri.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
 Agama Islam Disempurnakan pada Musim Haji. Seorang Muslim menjaga jarak sosial selama sholat di Masjidil Haram untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan sejak pembatasan penyakit coronavirus (COVID-19) diberlakukan, setelah diizinkan oleh otoritas Saudi, di kota suci Mekkah, Arab Saudi 18 Oktober. , 2020.
Foto: RaesahAlharmin / HO via REUTERS
Agama Islam Disempurnakan pada Musim Haji. Seorang Muslim menjaga jarak sosial selama sholat di Masjidil Haram untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan sejak pembatasan penyakit coronavirus (COVID-19) diberlakukan, setelah diizinkan oleh otoritas Saudi, di kota suci Mekkah, Arab Saudi 18 Oktober. , 2020.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Islam merupakan satu-satunya agama diridhai Allah SWT yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Agama ini Allah SWT sempurnakan pada musim haji.

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitabnya 'Fadilah Haji' menerangkan, salah satu keutamaan haji yang terbesar adalah bahwa wa QS Al Maidah ayat 3 di dalamnya terdapat berita gembira yang menyatakan bahwa agama Islam telah disempurnakan, diturunkannya pada musim haji. Arti Al-Maindah ayat tiga adalah.

"Hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan juga Aku sempurnakan kenikmatan-Ku kepadamu. Dan Aku pun telah rela bahwa Islam menjadi agama bagi mau."

Imam Ghazali Rah.a di dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin menuliskan bahwa haji adalah salah satu rukun Islam yang dengannya rukun-rukun agama diakhiri. Islam telah disempurnakan dan pada musim haji ayat "Al-yauma akmaltu lakum diinakum" diturunkan. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa suatu ketika seorang Alim dari kaum Yahudi berkata kepada Umar r.a, "Kalian membaca satu ayat di dalam Alquran, seandainya ayat tersebut diturunkan kepada kami, maka kami akan merayakan setiap tahun." 

Umar r.a bertanya, "Ayat yang mana?" Dia menjawab "Al-yauma akmaltu lakum diinakum" Umar verkata, aku tahu di mana dan kapan ayat ini diturunkan. "Alhamdulillah, pada hari itu ada dua hari raya berkumpul menjadi satu," kata Umar.

Pertama hari Jumat karena hari Jumat adalah hari raya bagi umat Islam. Kedua hari Arafah dia juga merupakan hari raya, khususnya bagi jamaah haji. Ayat ini diturunkan pada hari Jumat setelah ashar ketika Rasulullah sedang duduk di atas unta betinanya di padang Arafah. Dan sesungguhnya, apa yang disampaikan di dalam ayat ini merupakan berita gembira yang sangat besar. 

Syekh Maulana mengatakan, disebutkan di dalam sebuah hadis bahwa setelah turunnya ayat ini tidak turun lagi hukum yang baru mengenai halal dan haram. Jika dalam menunaikan ibadah haji seseorang berpikir bahwa agamanya akan sempurna karena haji adalah penyempurna agama, maka ia akan menunaikan haji dengan penuh semangat dan gairah.

Ketika ayat ini diturunkan, Rasulullah SAW sedang duduk di atas unta betinanya. Karena beban wahyu yang sangat berat maka unta yang ditunggangi Rasulullah tertunduk, tidak mampu berdiri. 

Maksudnya, kata Syeikh Maulana, ketika wahyu diturunkan kepada Rasulullah SAW berat beliau akan bertambah secara luar biasa. Aisyah r.ha berkata, "Bila Rasulullah SAW sedang berada di atas unta pada saat wahyu diturunkan, maka unta tersebut akan menundukan lehernya, dan selama wahyu belum selesai unta tersebut tidak bisa bergerak sedikitpun." 

Abdullah bin Amar r. a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketika wahyu diturunkan aku berpikir bahwa ruhku akan keluar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement