Ahad 07 Jun 2020 19:39 WIB

Senator AS: China tak Ingin Barat Temukan Vaksin Lebih Dulu

Senator AS menuding China telah menyabotase pengembangan vaksin Corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Partai Republik, Rick Scott mengungkapkan China sedang mencoba untuk memperlambat atau menyabotase pengembangan vaksin Covid-19 oleh negara-negara Barat. Dia mengaku, Amerika Serikat (AS) memiliki bukti atas tuduhan tersebut.

"Kita harus menyelesaikan vaksin ini. Sayangnya kami memiliki bukti bahwa komunis China berusaha menyabotase kami atau memperlambatnya," kata Scott saat wawancara di BBC TV.

Baca Juga

Scott menjelaskan, China tidak ingin negara-negara Barat lebih dahulu menemukan vaksin untuk virus Corona jenis baru ini. Atas sikap tersebut, Scott menyatakan, China menempatkan AS sebagai musuh. "Cina tidak ingin kita ... melakukannya terlebih dahulu, mereka telah memutuskan untuk menjadi musuh bagi Amerika dan saya pikir untuk demokrasi di seluruh dunia," ujar Scott.

Saat Scott ditanya seputar bukti apa yang dimiliki AS tentang tuduhan tersebut, dia menolak untuk memberikan perincian. Namun, Scott menekan, bocoran tersebut muncul melalui komunitas intelijen.

"Vaksin ini sangat penting bagi kita semua agar perekonomian kita kembali berjalan. Apa yang saya benar-benar percaya adalah apakah Inggris melakukannya lebih dulu atau kita melakukannya dulu, kita akan berbagi. China Komunis, mereka tidak akan berbagi," ujar Scott.

Sedangkan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, Wang Zhigang, mengatakan, negaranya akan memperkuat kerja sama internasional dalam uji coba vaksin klinis di masa depan. Langkah ini akan membangun kolaborasi sebelumnya dalam pengembangan vaksin.

"Vaksin masih merupakan strategi mendasar dalam upaya kami untuk mengatasi virus korona baru," ujar Wang.

Data yang disusun oleh  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, China mengeluarkan upaya besar dalam perebutan global untuk mengembangkan vaksin untuk pandemi yang dimulai di pusat kota Wuhan. Para peneliti China melakukan lima uji klinis terpisah pada manusia atau setengah dari semua uji coba tersebut secara global.

Tapi, Wang menyatakan , pengembangan vaksin sangat sulit dan membutuhkan waktu. "Ketatnya pengembangan vaksin telah dibandingkan oleh beberapa ilmuwan dengan keputusan yang melibatkan langkah-langkah dan latihan yang tepat," katanya.

China juga mendesak kerja sama global dengan meminta masyarakat internasional harus menahan diri tidak unjuk diri dan mempolitisasi virus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement