Kamis 30 Dec 2021 19:12 WIB

Wisata Kesehatan Indonesia Miliki Potensi Unggul

Berkembangnya wisata kesehatan Indonesia akan memberikan dampak ekonomi besar.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang wanita melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan (ilustrasi). Indonesia dinilai bisa unggul di sektor wisata kesehatan dan kebugaran.
Foto: Republika/Darmawan
Seorang wanita melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan (ilustrasi). Indonesia dinilai bisa unggul di sektor wisata kesehatan dan kebugaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina organisasi Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Guntur Subagja Mahardika mengungkapkan terdapat enam sektor wisata kesehatan di Indonesia berbasis kearifan lokal yang unggul dan dapat memenangkan persaingan wisata kesehatan di kawasan Asia Tenggara.

"Kita harus memadukan health tourism, medical tourism, dan wellness tourism dalam wisata kesehatan yang lebih luas," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/12).

Baca Juga

Guntur yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI itu menyebutkan enam sektor wisata kesehatan yang dapat dikembangkan yaitu Medical, Food & Nutrition, Beauty, Sport, Nature, Spiritual & Education. "Di sektor medical tourism tiga negeri jiran yakni Singapura, Thailand, dan Malaysia sudah lebih maju, tapi kita unggul di wellness tourism dan health tourism dengan nilai tambah kearifan lokal," kata Guntur.

Wellness tourism, tambah Guntur, dalam Webinar "Making Indonesia a Hub for Global Health Tourism" yang diselenggarakan ISABC (Indonesia - Saudi Arabia Business Council) dan Komite Bilateral Kadin, merupakan wisata minat khusus untuk menjaga kebugaran.

Dari data Global Wellness Institute, menurut Guntur, ekonomi global wellness mencapai 4,5 triliun dolar AS. Sementara pasar wisata kesehatan global, menurut Data Bridge Market Research 2020, akan mencapai 269 miliar dolar AS pada 2027.

"Berkembangnya wisata kesehatan Indonesia akan memberikan dampak ekonomi besar pada sektor lainnya seperti UMKM, transportasi, kuliner, ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan lainnya," ujar Guntur.

Dia menambahkan, potensi lainnya adalah memberikan nilai tambah layanan halal pada wisata kesehatan, yang nilai ekonomi halal global mencapai 3,2 triliun dolar AS. Wisata kesehatan halal dapat menjadi kelebihan Indonesia, selain nilai tambah kearifan lokal.

Oleh karena itu, dia menyatakan, pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum untuk pengembangan wisata kesehatan dengan mengusung potensi kearifan lokal Nusantara.

Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Dokter Wisata Indonesia (Perkedwi) Dr Mukti Eka menambahkan, Indonesia siap dalam mengembangkan wisata kesehatan. Apalagi kemampuan dokter dan layanan wisata Indonesia tidak kalah dari negara-negara lain.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement