Rabu 02 Aug 2023 15:37 WIB

Ketum PBNU: Alquran Nggak Salah Kok Dibakar?

Pembakaran Alquran sudah menjadi isu internasional.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Massa dari Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat melakukan Aksi Umat Islam Jawa Barat Bela Alquran di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Jumat (3/2/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengutuk keras pembakaran Alquran di sejumlah negara dan menuntut hukuman mati bagi pelaku pembakaran Alquran, serta menyerukan seluruh umat dan penguasa muslim untuk memuliakan Alquran.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Massa dari Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat melakukan Aksi Umat Islam Jawa Barat Bela Alquran di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Jumat (3/2/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengutuk keras pembakaran Alquran di sejumlah negara dan menuntut hukuman mati bagi pelaku pembakaran Alquran, serta menyerukan seluruh umat dan penguasa muslim untuk memuliakan Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark belakangan ini sudah menjadi isu internasional.

“Ini sudah menjadi isu internasional masalah ini dan sudah ada tanggapan sampai dibicarakan di tingkat PBB sampai ada resolusi untuk melarang dilakukannya pembakaran lagi,” ujar Gus Yahya kepada wartawan di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga

Namun, menurut dia, para pemimpin agama Islam juga perlu memikirkan dan mencari tahu masalah apa sebenarnya yang membuat orang membakar Alquran. “Karena kalau ada orang membakar mushaf Alquran berarti pasti ada masalah, nah masalahnya itu apa, kan mushaf Alquran nggak ada salahnya kok dibakar, lah itu masalahnya apa?” kata Gus Yahya.

Dia menambahkan, semua pemimpin agama harus berpikir bagaimana agar Islam difungsikan secara konstruktif untuk membangun peradaban yang lebih baik. Sehingga, Islam dapat diterima dengan baik oleh semua orang di dunia.

“Islam ini hadir seperti apa di tengah-tengah masyarakat dunia ini? Dan bagaimana persepsi masyarakat dunia terhadap Islam selama ini? Dan bagaimana Islam harus difungsikan secara konstruktif untuk ikut serta membangun peradaban yang lebih baik bagi semua orang? Ini yang harus dipikirkan semua orang,” kata Gus Yahya.

Sebelumnya, sekelompok aktivis anti-Islam membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Mesir dan Turki di Kopenhagen, Denmark. Aksi ini digelar setelah protes serupa di Denmark dan Swedia dalam beberapa pekan terakhir yang membuat marah umat Islam.

Denmark dan Swedia mengatakan mereka menyesalkan pembakaran kitab suci umat Islam tersebut, namun tidak dapat mencegahnya di bawah peraturan yang melindungi kebebasan berbicara. Pekan lalu, para pengunjuk rasa di Irak membakar kedutaan besar Swedia di Baghdad.

Demonstrasi pada Selasa (25/7/2023) di Kopenhagen dilakukan sebuah kelompok yang menyebut dirinya "Patriot Denmark." Kelompok yang sama juga membakar Alquran pekan lalu di depan kedutaan besar Irak. Dua insiden semacam itu telah terjadi di Swedia dalam satu bulan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement