Sabtu 09 Sep 2023 17:30 WIB

Mengapa Perlu Menyambut Gembira Rabiul Awal?

Rabiul Awal merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Mengapa Perlu Menyambut Gembira Rabiul Awal? Foto:  Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Mengapa Perlu Menyambut Gembira Rabiul Awal? Foto: Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sudah seyogianya bagi umat Muslim menyabut bulan Rabiul Awal dengan penuh kegembiraan. Sebab bulan Rabiul Awal adalah bulan kelahiran nabi Muhammad SAW. Allah ta'ala berfirman: 

 قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ 

Baca Juga

Artinya: Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira. (QS.Yunus: 58) 

Ayat ini menganjurkan kepada umat Islam agar menyambut gembira anugerah dan rahmat Allah. Ada sebagian ulama yang menafsirkan lafadz الفضل dan الرحمة dengan ilmu dan nabi Muhammad SAW.  Abu Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa yang dimaksud dengan الفضل adalah ilmu, sedangkan الرحمة adalah Nabi Muhammad SAW. Pendapat yang masyhur yang menerangkan arti الرحمة dengan Nabi Muhammad SAW.

Sebab lahirnya nabi Muhammad SAW adalah Rahmat untuk semesta alam.  

 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ 

Artinya: Kami tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam. (Alquran surat Al Ambiya ayat 107.)

Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani berpendapat bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW ialah dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT pada surat Yunus ayat 58 di atas. (Lihat Ikhraj wa Ta’liq fi Mukhtashar Sirah An-Nabawiyah, halaman: 6-7, karya Sayyid Muhammad alMaliki al-Hasani). 

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani bahkan mengisahkan tentang  Abu Lahab yang mendapatkan keringanan siksa kubur tiap hari senin. Hal itu lantaran Abu lahab ketika hidupnya pernah merasa gembira atas kelahiran nabi Muhammad SAW. 

Oleh karena itu, bila Abu Lahab saja yang seorang kafir pembenci Rasulullah SAW bisa mendapat keringanan kubur karena pernah sekali saja gembira dengan kelahiran nabi Muhammad, apalagi seorang Muslim yang begitu semangat dan bergembira menyambut bulan maulid. 

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, mengatakan:

 وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاعَ لِاَجْلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِاَفْرِادِهَا. 

Artinya: Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi Saw merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik, yang mengandung banyak manfaat dan faidah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar. Oleh karena itu dianjurkan dalam syara’ dengan serangkaian pelaksanaannya. (Lihat Mafahim Yajibu An-Tushahha, halaman: 340)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement