REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masjid Shalawat di Madinah, begitu orang-orang mengenal dan menyebutnya. Awalnya dikenal dengan nama Masjid al-Bukhair, masjid ini terletak di sebuah perkebunan sekitar 650 meter dari Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Masjid Shalawat juga disebut Masjid Abi Dzarr al-Ghifari yang juga dikenal dengan nama Masjid as-Sajadah, karena Nabi Muhammad SAW pernah mampir ke masjid ini dan sholat dua rakaat dengan sujud akhirnya panjang sekali.
Pada waktu itu, para sahabat mengira dan khawatir Rasulullah SAW telah meninggal dalam sujudnya. Namun, ternyata Nabi Muhammad SAW bangkit dan menyelesaikan sholatnya.
Setelah sholat, Abdurrahman bin Auf bertanya kepada Rasulullah SAW tentang sujudnya yang panjang.
Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu anhu mengatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Jibril Alaihissalam datang kepadaku menyampaikan kabar gembira, katanya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: siapa saja bersholawat kepadamu, maka Aku akan bersholawat kepadanya, dan siapa saja yang memberi salam kepadamu, niscaya Aku akan memberi salam kepadanya. Maka aku bersujud kepada Allah Azza wa Jalla sebagai wujud rasa syukur." (HR Ahmad)
Berdasarkan peristiwa di atas, masjid yang kini berada di jalan Abu Dzar al-Ghifari Madinah ini juga dikenal dengan nama Masjid Salawat.
Masjid tersebut menjadi tempat turunnya kabar gembira dari Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad SAW. Karena jika umat Islam mengucapkan salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT akan menjawabnya. Karena itu juga, Rasulullah SAW bersujud lama kepada Allah SWT dalam sholatnya sebagai wujud rasa syukur.
Kisah Masjid Shalawat ini dijelaskan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh yang dipublis Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama, 2020.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
