Senin 06 Mar 2023 09:48 WIB

Puskes Haji Ajak Jamaah Jalan Kaki Setelah Subuh

Jamaah haji harus sudah mulai mempersiapkan diri.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pusat kesehatan haji.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Ilustrasi pusat kesehatan haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang keberangkatan haji 1444 H/2023 M, Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) Kementerian Kesehatan mengajak jamaah untuk mulai melakukan persiapan fisik.

Ketua Tim Kerja Kebijakan, Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat Puskeshaji, dr. Andi Arjuna Sakti, MPH, menyebut ada banyak alasan mengapa jamaah perlu melakukan hal tersebut. Salah satunya, karena ibadah haji adalah ibadah fisik.

Baca Juga

“Ada empat hal yang menjadi alasan jamaah haji harus memeriksakan kesehatannya. Yang pertama, karena masa tunggu ibadah haji kurang lebih 20 - 30 tahun, sehingga saat berangkat jamaah haji sudah dalam usia yang lanjut sehingga berisiko”, kata Arjuna dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (6/3/2023).

Alasan berikutnya adalah karena ibadah haji adalah ibadah fisik. Ibadah thawaf, satu putaran yang dilakukan di lantai dekat dengan Ka'bah jaraknya 400 m/kali. Jika dikalikan 7 putaran maka jarak yang ditempuh sudah 2,8 km.

 

Ibadah selanjutnya adalah Sa’i, yang jaraknya sekitar 700 m di lantai satu dan 1,2 km di lantai dua, untuk satu kali putaran. Arjuna menyebut, kondisi ini semakin serius mengingat berkumpulnya jamaah dari seluruh dunia, yang jumlahnya mencapai 2 jutaan.

“Cara yang paling mudah untuk latihan fisik bagi jamaah haji adalah, ketika selesai shaat subuh jalan kaki 1 km, dilakukan secara rutin tiap hari. Ini untuk melatih kemampuan jantung dan paru," ucap dia.

Alasan ketiga jamaah haji harus menguatkan fisiknya berkaitan dengan perjalanan menuju Saudi, yang lamanya 9-10 jam dalam pesawat.

Terakhir, jamaah perlu memperhatikan kondisi cuaca di Saudi, yang berbeda dari Indonesia. Suhu di Arab Saudi disebut bisa mencapai 50°C, sehingga jangan mennggu haus dan harus sering minum air putih agar tidak dehidrasi.

Imbauan serupa juga disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryanti. Ia menyampaikan ibadah haji bukan ibadah biasa karena ibadah haji adalah ibadah fisik, maka fisik jamaah haji harus kuat dan sehat.

“Saat ini fasilitas dan pelayanan kesehatan di Arab Saudi lebih baik dan meningkat tiap tahunnya. Di Arab Saudi telah tersedia Klinik Kesehatan Haji Indonesia, baik itu di Makkah maupun Madinah," kata dia.

Aryanti menambahkan perlunya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas dalam berhaji. Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga/senam.

Jamaah juga diingatkan untuk berhenti merokok, karena bisa menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat. Rokok tidak hanya akan berdampak pada diri perokok, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement