REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Masjid bersejarah yang dibangun beberapa abad silam tersebar luas di wilayah Arab Saudi. Kehadiran mereka berfungsi sebagai bukti abadi evolusi arsitektur dan ketekunan manusia di Jazirah Arab.
Dalam rentang waktu yang berbeda, bangunan ini dilestarikan dengan cermat, yang mana merupakan sebuah komitmen yang diwujudkan dalam Program Rekonstruksi Masjid Bersejarah. Program ini mendapat dukungan dermawan dari Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan Putra Mahkota.
Rekonstruksi tersebut pun kini sedang dilaksanakan, di bawah perlindungan Kementerian Kebudayaan dalam kemitraan dengan Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan, serta Yayasan Filantropi Al-Turath. Program Rekonstruksi Masjid Bersejarah bertujuan ini untuk menjaga identitas historis masjid.
Di wilayah Riyadh, masjid-masjid secara khusus dicirikan oleh gaya arsitekturnya yang sederhana. Kebanyakan menampilkan interior terbuka dan bukaan eksternal minimal, yang selaras dengan kondisi iklim setempat.
Bangunan ibadah ini dihiasi dengan lampu di tiang dan lengkungan runcing. Sebuah dinding menutupi halaman luar masjid, dengan ruang bawah tanah di bawah masjid.
Menara diintegrasikan ke dalam dinding masjid, memperlihatkan konfigurasi melingkar atau persegi. Diameternya cenderung menyempit semakin ke atas, karena penggunaan lumpur, air dan jerami dalam konstruksinya.
Dilansir di Saudi Gazette, Kamis (30/3/2023), langit-langit bangunan ini dibuat dari kayu tamariska dan daun palem. Sebagian lainnya terbuat dari akar pohon palem dan dihiasi dengan motif geometris plesteran, yang dihias pada lapisan plester di dinding, seperti segitiga kongruen dan terasering.
Wilayah Riyadh menawarkan banyak masjid bersejarah, termasuk Masjid Qaran yang terkenal, salah satu masjid Islam tertua yang dibangun di wilayah Al-Yamamah. Masjid ini sebelumnya dikenal sebagai Al Qarinah, terletak sekitar 80 kilometer barat laut Riyadh.
Masjid Al-Husseini adalah bangunan luar biasa lainnya yang terletak di kegubernuran Shaqra Riyadh, yang berasal dari abad ke-12 AH. Masjid ini direnovasi pada tahun 1431 H melalui sumbangan masyarakat setempat.
Masjid lainnya adalah Masjid Al-Dakhlah di Al-Majma'ah, yang berdiri sebagai salah satu masjid bersejarah tertua. Masjid ini dibangun antara tahun 850 dan 900 H, sebelah utara Riyadh.
Warga kota Al-Dakhlah biasa mengadakan shalat Jumat di masjid tersebut. Renovasi masjid dimulai pada tahun 1432 H, namun hingga kini belum selesai.
Masjid penting lainnya adalah Masjid Al-Zarqa, yang terletak di utara kota tua Tharmada, antara Marat dan Shaqra. Dibangun menggunakan kombinasi tanah liat dan batu, masjid ini memiliki atap yang terbuat dari kayu tamariska dan daun palem.
Awalnya, bangunan tersebut dibangun antara 1259 dan 1282 H pada era Imam Faisal bin Turki, di atas lahan seluas 326 meter persegi untuk menampung 100 jamaah. Lalu dibangun kembali dan diperluas di bawah arahan Raja Abdulaziz Bin Abdul Rahman Al Saud, untuk menampung jumlah jamaah yang terus bertambah.
Selanjutnya ada Masjid Qasr Al-Shariah dibangun di pusat Al-Hayatham, sebelah barat Kegubernuran Al-Kharj dan selatan Riyadh, pada tahun 1338 H. Setelah direnovasi baru-baru ini, sekarang terdapat fasilitas istirahat, toilet, serta kamar mandi untuk pria dan wanita.
Luas Masjid Qasr Al-Shariah disebut mencapai 371 meter persegi, yang mana dapat menampung hingga 150 jemaah. Di luar makna religiusnya, bangunan ibadah ini adalah pusat budaya dan pendidikan yang vital bagi penduduk desa. Dulu, masjid ini menyelenggarakan pelajaran dan kelas hafalan Alquran.
Sumber: