REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muslim haji tahun 1444 Hijriyah atau 2023 bertepatan dengan musim panas di Arab Saudi yang suhunya bisa mencapai 50 derajat celcius. Sehubungan dengan itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) diminta untuk mengantisipasi cuaca panas dan melayani jamaah haji lansia.
Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Arsyad Hidayat, mengatakan, para petugas haji agar mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi yang suhunya bisa mencapai 50 derajat celcius. Pada musim haji tahun ini diperkirakan cuaca sangat panas, sehingga jangan sampai para jamaah, terutama jamaah lansia mengalami kendala seperti hilang sandal.
"Dulu sempat kejadian ada jamaah haji Indonesia yang kehilangan sandal usai sholat di masjid, ia terpaksa berjalan kaki tanpa sandal, begitu menginjak aspal maka kakinya melepuh," kata Arsyad saat Apel Pagi dalam Bimbingan Teknis Tugas dan Fungsi PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (8/4/2023).
Berangkat dari pengalaman tersebut, Arsyad berpesan pada tim penanganan krisis dan pertolongan pertama pada jamaah haji (P3JH) agar menyiapkan banyak sandal untuk membantu para jamaah yang mengalami kehilangan sandal.
Seperti diketahui, tahun ini merupakan kali pertama Indonesia kembali memberangkatkan jamaah dalam kuota normal setelah pandemi Covid-19. Totalnya ada 221.000 jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci. Terdiri dari 203.320 jamaah haji reguler dan 17.680 jamaah haji khusus.
Sebanyak 67.000 jamaah haji reguler dari 203.320 adalah jamaah haji lansia. Untuk itu, Kemenag meminta agar PPIH benar-benar melayani jamaah haji lansia.
"Tiga tahun jamaah dominan lansia tidak berangkat (karena aturan dan pandemi) sehingga tahun ini jumlah jamaah lansia menumpuk, maka di tahun ini kita bentuk organisasi khusus penanganan disabilitas dan lansia," ujar Arsyad.