REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim haji tahun 2023/ 1444 Hijriyah diperkirakan bertepatan dengan musim panas di Arab Saudi sehingga petugas dan jamaah haji rawan dehidrasi. Sehubungan dengan itu, petugas dan jamaah haji perlu mengetahui tpis atau cara agar terhindar dari dehidrasi dan tidak beser atau tidak sering mendadak buang air kecil.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo menyampaikan kiat mengatur minum untuk menghindari dehidrasi dan mencegah beser bagi petugas dan jamaah haji. Cara atau teknik agar tidak dehidrasi dan mencegah beser, yaitu dengan minum satu teguk setiap menit. Sehingga dalam satu jam bisa minum 200 mililiter air.
"Kalau minumnya langsung banyak, berpotensi selalu ingin ke belakang, ke toilet, padahal jauh. Makanya, per teguk (minumnya) tapi sering," kata Liliek kepada peserta Bimbingan Teknis Terintegrasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (11/4/2023) malam.
Liliek mengatakan, petugas dan jamaah haji butuh banyak minum karena cuaca di Arab Saudi pada masa pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 diperkirakan panas dengan suhu hingga 48 derajat Celcius atau lebih.
Ia mengingatkan, tingkat aktivitas petugas dan jamaah haji yang tinggi dalam cuaca panas di tengah banyak orang, dapat meningkatkan risiko jamaah haji mengalami gangguan kesehatan. Dalam kondisi yang demikian, anggota jamaah yang berusia lanjut serta memiliki penyakit juga akan semakin rentan.
Oleh karena itu, pemerintah menggerakkan petugas haji untuk mengkampanyekan aksi minum tanpa menunggu haus dan minum obat secara teratur bagi anggota jamaah haji dengan risiko kesehatan tinggi.
Liliek mengingatkan, jamaah haji agar mengatur penggunaan energi agar bisa menunaikan ibadah haji secara optimal. Sebaiknya, jamaah haji menghemat energi dengan mengurangi ibadah sunah selama pelaksanaan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Liliek juga meminta petugas haji memantau kondisi kesehatan jamaah serta memperhatikan kondisi kesehatan anggota jamaah dalam merencanakan kegiatan. "Kami meminta petugas kesehatan dan pembinaan pembimbing ibadah agar melihat secara hati-hati kondisi jamaah. Jangan semua jamaah diberlakukan sama dalam hal aktivitas. Sebaiknya aktivitas fisik jamaah disesuaikan misal membutuhkan kursi roda," ujar Liliek.
Berdasarkan data pemerintah, sekitar 70 persen dari 221 ribu jamaah haji Indonesia tahun 2023 punya risiko kesehatan. Untuk itu, Liliek meminta petugas kesehatan minimal tiga kali sepekan memeriksa kesehatan anggota jamaah haji.
"Ada 50 (anggota) jamaah setiap kloter yang harus diperhatikan dan tiga kali seminggu dilakukan medical check up (pemeriksaan kesehatan)," jelas Liliek.