Jumat 14 Apr 2023 15:19 WIB

Hotel di Makkah Overbooked, Sapuhi: Layanan Jamaah Umroh Bisa Berubah

Saking padatnya jamaah umroh, kondisi saat ini disebut tidak normal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim melakukan tawaf di Masjidill Haram, Makkah, (22/2/2023). Hotel di Makkah Overbooked, Sapuhi: Layanan Jamaah Umroh Bisa Berubah
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Umat muslim melakukan tawaf di Masjidill Haram, Makkah, (22/2/2023). Hotel di Makkah Overbooked, Sapuhi: Layanan Jamaah Umroh Bisa Berubah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umroh di bulan Ramadhan disebut-sebut merupakan puncak musim dalam satu tahun. Di bulan suci ini, jutaan Muslim dari seluruh dunia akan memadati Makkah untuk berlomba-lomba memperbanyak ibadah.

Akibat dari kondisi ini, Ketua Umum Sekretariat Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi hotel dan akomodasi di Makkah pun menjadi penuh, bahkan overbooked. Karena itu, ia mengakui jika ada kemungkinan layanan atau fasilitas yang diterima jamaah berubah dari semestinya.

Baca Juga

"Saat ini, karena begitu padatnya jamaah umroh di Arab Saudi, perubahan layanan itu bisa terjadi. Perubahan-perubahan ini terjadi karena permintaan yang tinggi," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis malam (13/4/2023).

Saat ini, dari Indonesia sendiri disebut terdapat 2.050 travel, bertambah 1.200 dari angka semula. Kondisi tersebut juga disampaikan menyebabkan persaingan di antaranya semakin tinggi.

Biasanya, travel di Indonesia akan memesan satu hotel secara bersama-sama. Namun, dengan membeludaknya jumlah jamaah umroh di bulan Ramadhan ini, kondisinya pun penuh sehingga jamaah terpaksa harus diganti hotel atau akomodasinya.

"Ini terjadi saat ini, karena kondisi di Saudi yang overbooking untuk beberapa hotel lama. Untuk hotel-hotel yang baru, para travel belum bnyak yang tahu atau kenal, sehingga masih perlu penyesuaian diri," lanjut dia.

Syam pun menyebut jika jamaah dipindah hotelnya dengan kualitas di bawah perjanjian, maka uang jamaah harus dikembalikan. Namun, jika hotel penggantinya setara atau bahkan naik tingkat/lebih baik, maka hal ini juga akan berdampak lebih baik kepada jamaah.

"Kondisi ini (perubahan fasilitas) dianggap wajar, kecuali travel sama sekali tidak memberangkatkan jamaah bahkan tidak memberi akomodasi. Itu unsurnya penipuan. Kalau mengganti hotel, memang kondisinya saat ini sedang tidak normal," ucap dia.  

Lebih dari 19 juta jamaah umroh tercatat meramaikan Masjidil Haram selama 20 hari Ramadhan. Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh departemen yang bertanggung jawab, jumlah jamaah yang mengunjungi Masjidil Haram telah mencapai 19.608.573 orang, hingga Selasa (11/4/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement