REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Setelah terjadi konflik bersenjata di Sudan, 2.744 pengungsi, termasuk 119 warga Saudi dan warga dari 76 negara lain telah diangkut dengan aman dari Sudan ke Arab Saudi sejak proses evakuasi dimulai pada 24 April 2023. Kapal terbaru yang tiba di Jeddah pada Kamis malam (27/4/2023) membawa 200 pengungsi.
Dilansir dari Arab News, Jumat (28/4/2023), kapal HMS Riyadh membawa pengungsi dari Gambia, Nigeria, Pakistan, Kanada, Bahrain, Thailand, AS, Lebanon, Afghanistan, Palestina, Somalia, dan Mesir. Evakuasi terbesar dilakukan pada 26 April dengan mengangkut 1.687 orang dari 58 negara dari pelabuhan Sudan.
Upaya berkelanjutan Arab Saudi tidak hanya terbatas pada evakuasi dengan kapal, tetapi juga melalui udara, membantu individu, diplomat, dan pejabat dari seluruh dunia.
Pada Senin (24/4/2023) lalu, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan upaya untuk mengevakuasi warganya dan warga dari negara-negara sahabat dari Sudan.
Anggota komunitas internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka dan membahas kemungkinan tindakan yang perlu diambil untuk mengakhiri kerusuhan dan kekerasan di Sudan sejak pertempuran pecah akhir pekan lalu.
Sepanjang April 2023, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan telah membahas situasi di lapangan di Sudan dengan sejumlah menteri luar negeri dan pemimpin politik.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amundi mengatakan, Arab Saudi melakukan evakuasi warga negara Arab Saudi dan asing di Sudan setelah konflik bersenjata meletus di sana. Proses evakuasi berdasarkan arahan dan petunjuk Raja Salman bin Saud dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
"Evakuasi dilakukan oleh angkatan bersenjata angkatan laut Arab Saudi, tentu evakuasi bagian dari tindakan kemanusiaan dari Pemerintah Arab Saudi dan komitmen Arab Saudi pada setiap warganya di seluruh dunia," kata Faisal dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/4/2023).