REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Mendekati musim haji 2023, Saudia Group yang diwakili oleh Saudia, flyadeal dan Saudi Private Aviation, telah mengumumkan rencana operasional haji, mengalokasikan lebih dari 1,2 juta kursi untuk jamaah dari seluruh dunia.
“Mengalokasikan lebih dari 1,2 juta kursi untuk mengangkut jamaah adalah salah satu fitur paling menonjol dari rencana tahun ini – 176 pesawat akan digunakan dari armada Saudia dan flyadeal,” kata CEO Haji dan Umrah di Saudia Group, Amer Al-Khushail dilansir dari laman Arab News pada Sabtu (6/5/2023).
“Operasi transportasi juga akan berlangsung dari 100 bandara di seluruh dunia, selain 14 bandara baru yang ditunjuk untuk musim ini. Para jamaah akan diangkut melalui enam bandara di dalam Kerajaan, yang terjadi untuk pertama kalinya dalam kerja sama dan koordinasi dengan Otoritas Umum Penerbangan Sipil, yang dipimpin oleh Abdulaziz Al-Duailej,” lanjut Al-Khushail.
Rencana operasional terintegrasi dirancang berbeda karena musim haji ini akan kembali penuh dibandingkan dengan penurunan jumlah di tahun-tahun sebelumnya akibat Covid-19.
Al-Khushail mengatakan, dia bangga dengan musim umrah tahun lalu, mengatakan itu berjalan lancar meski sudah kembali dengan kapasitas penuh. Dia mengatakan, ukuran armada yang didedikasikan untuk haji telah meningkat sebagai hasilnya, dan flyadeal akan dilibatkan untuk pertama kalinya dalam operasi pengangkutan jamaah.
“Melalui pengalaman luas Saudia Group selama bertahun-tahun mengoperasikan musim haji dengan efisiensi dan efektivitas tinggi, rencana yang diperlukan telah disiapkan untuk musim ini dan telah disetujui oleh dewan direksi Saudi Airlines yang dipimpin oleh Menteri Perhubungan dan Logistik Saleh Al-Jasser,” ujarnya.
Al-Khushail menyoroti pentingnya mengintegrasikan kinerja dengan berbagai pemangku kepentingan pemerintah di bandara, seperti GACA, bersama dengan semua perusahaan yang terlibat dalam penyelenggaraan perjalanan haji di dalam dan di luar Kerajaan.
Dia mengungkapkan, bahwa Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz di Madinah akan menerima penerbangan pertama yang tiba di Kerajaan pada 21 Mei. Saudia akan mengangkut jamaah dari lebih dari 100 tujuan terjadwal dan 14 tujuan musiman ke bandara di Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, Taif, dan Yanbu.
Rencana operasional yakni untuk menjamin pengalaman perjalanan yang lancar bagi jamaah dengan menawarkan kenyamanan selama perjalanan mereka, menyediakan 8.000 kokpit dan awak kabin yang dapat berbicara dalam 42 bahasa yang berbeda. Baru-baru ini, Saudia Group membuat beberapa perjanjian dengan berbagai otoritas untuk melayani jamaah haji di banyak negara sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan pangsa operasional dan meningkatkan reputasinya.
Di samping itu, Saudia telah memperbarui konten Islami dalam penerbangannya, dengan lebih dari 134 jam berbagai program keagamaan dan 590 jam pengajian Alquran, selain banyak program Islam lainnya yang tersedia dalam beberapa bahasa seperti Arab, Inggris, Indonesia, dan Mandarin. Ia juga menawarkan koleksi e-book pendidikan unik tentang cara melakukan haji dan umrah dalam lebih dari 14 bahasa.
Saudia Group juga telah memperluas kegiatan rencana musim haji untuk memasukkan pesan kesadaran berbagi kepada jamaah dalam bahasa mereka melalui misi haji, organisasi haji yang hadir di Makkah dan Madinah, dan di seluruh tempat tinggal haji. Dalam pesan tersebut, perusahaan mengklarifikasi semua hal yang berkaitan dengan perjalanan jamaah, termasuk detail terkait batas bagasi dan persyaratan untuk memfasilitasi perjalanan haji yang mudah.
Selain itu, Saudia Group bertujuan untuk mencapai efisiensi operasional sambil sepenuhnya mematuhi standar keselamatan. Kemudian menyediakan banyak layanan lebih lanjut bagi jamaah haji, termasuk mengatur pengiriman botol air zamzam ke berbagai tujuan, dan menyediakan penerbangan tambahan bagi jamaah yang ingin melakukan perjalanan ke Madinah melalui udara.