Rabu 24 May 2023 02:23 WIB

Doa Mencegah Pikun

Dianjurkan membaca doa untuk menghindari kepikunan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Doa Menghindari Kepikunan. Foto: Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika
Doa Menghindari Kepikunan. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dalam buku Kumpulan Doa Doa terbitan Kementerian Agama disebutkan doa agar terhindar dari pikun. Berikut lafadznya:

"Allahumma robba assamawati as-sab'i wa maa azhollat wa robbil-arodhina wa maa aqollat wa robba assayaathina wa maa adhollat, kun liy jaarran min syarri khalqika kullihim jami'an an yafrutho alayya ahadun minhum aw yabghiya azza jaaruka wa jalla tsanaa-uka wa laa ilaha ghairuka,".

Baca Juga

Yang artinya, "Ya Allah, wahai Pemelihara langit yang tujuh beserta segala yang dinaunginya, wahai Pemelihara bumi-bumi

beserta segala yang dikandungnya, wahai Pemelihara setan-setan dan siapa saja yang disesatkannya, jadilah Penolongku dari keburukan semua makhluk-Mu yang hendak menyakitiku, atau hendak menyulitkanku. Sungguh agung Pertolongan-Mu dan sungguh

mulia puji-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau,".

Dilansir di Jurnal Science, salah satu pemicu kepikunan adalah kurangnya durasi tidur. Gelombang otak yang dihasilkan selama tidur nyenyak memicu sistem pembersihan di otak. Hal itu melindungi otak terhadap Alzheimer atau pikun dan penyakit neurodegeneratif lainnya. Oleh karena itu, orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami pikun.

Sinyal listrik yang dikenal sebagai gelombang lambat muncul tepat sebelum denyut cairan mengalir melalui otak. Hal itu kemungkinan mengeluarkan racun yang terkait dengan alzheimer.

Sebagai umat Islam, sudah seyogyanya ikhtiar didahulukan untuk mencegah penyakit. Kemudian, ikhtiar tersebut diiringi dengan doa dan kepasrahan terhadap takdir yang digariskan-Nya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement