Kamis 25 May 2023 18:57 WIB

Jamaah Haji Lansia Diimbau Hemat Tenaga Sebelum Wukuf

Sholat arbain tidak perlu dilakukan jika merepotkan atau membahayakan nyawa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Rombongan jamaah haji Indonesia kloter 1 Jakarta-Pondok Gede (JKG) telah tiba di Madinah, Arab Saudi melalui Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz, Rabu (24/5/2023). Jamaah yang tiba berjumlah 393 orang, di mana 181orang diantaranya merupakan jamaah lansia.
Foto: Republika/Agung Sasongko
Rombongan jamaah haji Indonesia kloter 1 Jakarta-Pondok Gede (JKG) telah tiba di Madinah, Arab Saudi melalui Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz, Rabu (24/5/2023). Jamaah yang tiba berjumlah 393 orang, di mana 181orang diantaranya merupakan jamaah lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji lanjut usia (lansia) yang sudah tiba di Tanah Suci diimbau menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan kesehatan penting karena suhu udara di Arab Saudi sangat tinggi dibandingkan dengan Indonesia.

Saat ini, suhu di Kota Madinah mencapai hingga 40 derajat Celsius.

Baca Juga

"Jamaah khususnya para lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruang," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo saat konferensi pers Media Center Haji (MCH) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Liliek mengatakan, di tengah suhu yang berbeda dengan di Tanah Air, jamaah haji diminta menghemat tenaga agar bisa menunaikan rangkaian haji yang utama, seperti wukuf di Arafah nanti. Biasanya, setibanya di Madinah banyak jamaah Indonesia yang melaksanakan sholat berjamaah sebanyak 40 waktu atau arbain.

Liliek mengimbau agar sholat berjamaah sebanyak 40 waktu atau arbain tidak perlu dilakukan jika merepotkan atau bahkan membahayakan jiwa. Terutama bagi jamaah lansia, tidak perlu memaksakan sholat berjamaah di Masjid Nabawi di tengah cuaca yang sangat panas ini.

"Jamaah haji juga bisa menunaikan sholat di pemondokan, untuk menghindari kelelahan," ujar Liliek.

Menurut Liliek, untuk menghindari kebingungan selama beribadah di Masjid Nabawi maupun saat kegiatan di Kota Madinah, ada beberapa panduan yang patut dilakukan. Pertama, mencatat nama dan nomor pemondokan sebelum berangkat ke Masjid Nabawi.

Kedua, memberi tahu dan mencatat nomor kontak Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pemondokan. Ketiga, mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jamaah.

"Jangan tukar menukar gelang dengan jamaah lainnya," kata Liliek.

Ia menambahkan, keempat, pergi dan pulang secara berkelompok. Kelima, menggunakan pelembab kulit dan bibir untuk menghindari iritasi akibat cuaca panas. Keenam, selalu menggunakan alas kaki dan kaus kaki untuk menghindari kaki melepuh.

"Jika kehilangan alas kaki, jangan memaksakan diri pulang ke hotel tanpa sandal di siang hari. Sebab, jalanan yang dilalui sangat panas. Hubungi petugas yang ada di sekitar jamaah," kata Liliek.

Ketujuh, upayakan selalu membawa dan minum air mineral 200 ml per jam secara teratur untuk menghindari dehidrasi. Jamaah diimbau meminum oralit satu sachet per hari dicampur dengan 300 ml air mineral untuk memulihkan kebugaran tubuh.

Kedelapan, atur irama keberangkatan dan kepulangan dari pemondokan menuju Masjid Nabawi, dan sebaliknya. Ini untuk menghindari penumpukan antrian lift di pemondokan.

"Kesembilan, selalu menjaga ketertiban selama beribadah di Masjid Nabawi. Kesepuluh, makan tepat waktu dan beristirahat yang cukup," ujar Liliek.

Liliek menambahkan, hingga Kamis (25/5/2023) pagi pukul 09.31 WIB, jamaah yang sudah terbang ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta berjumlah 8.446 orang yang tergabung dalam 22 kelompok terbang (kloter). Adapun jamaah yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 6.206 orang dalam 16 kloter. Data tersebut khusus jamaah haji, di luar petugas kloter.

photo
Infografis Rencana Perjalanan Haji 2023 - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement