REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika.co.id Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi
JAKARTA -- Rombongan jamaah haji kloter 1 Jakarta-Pondok Gede (JKG 01) tak perlu menunggu lama menuju bus yang akan mengantar mereka ke penginapan. Seturunnya dari pesawat, jamaah langsung menuju pintu keluar Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi.
"Prosesnya hanya 15 menit tadi," kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid saat dihubungi, Rabu (24/5/2023).
Subhan mengatakan, layanan fast track ini memang mempermudah jamaah untuk tak berlama-lama dalam proses keimigrasian. Karena proses tersebut sudah dijalankan sejak jamaah berada di embarkasi.
"Jadi, foto, sidik jari, dan lainnya sudah dilakukan di embarkasi," katanya.
Jadi, kata dia, petugas imigrasi Saudi yang biasanya bertugas di Jeddah atau Madinah itu berada di Tanah Air untuk mengurus langsung. Sehingga proses tersebut sudah selesai di Tanah Air.
"Di Tanah Suci jamaah tinggal menuju bus," kata dia.
Subhan mengatakan layanan ini memang baru menjangkau jamaah haji yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, yakni Jakarta-Pondok Gede (JKG) dam Jakarta-Bekasi (JKS). Sebelumnya, telah diusulkan lagi ada dua kota, yakni Solo dan Surabaya.
"Mudah-mudahan di masa depan Saudi sudah siap menerima usulan kita," ujarnya.
Memang, jumlah jamaah haji yang mendapatkan layanan fast track dari dua embarkasi tersebut sudah cukup besar, yakni Embarkasi JKG sekitar 40 ribu dan JKS 20 ribu orang.
"Artinya sudah 60 ribu jamaah atau 30 persen," kata Subhan.
Andai, kata dia, Arab Saudi menerima usulan Indonesia, ada dua kemungkinan. Pertama, Saudi siapkan fasilitas dan sumber dayanya.
Kedua, biayanya dibebankan ke Indonesia. "Tapi ini kan baru dugaan saja," katanya. n Agung Sasongko