REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --Dalam riwayat Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tempat di antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Sedangkan mimbarku berada di atas telagaku." (HR Muslim)
Taman surga yang dimaksud adalah Raudhah Al Jannah atau Raudhatul Jannah. Ini adalah suatu tempat yang ada di dalam kompleks Masjid Nabawi, Madinah. Nabi sendiri yang menamainya Raudhatul Jannah.
Awalnya Raudhah terletak di luar Masjid Nabawi, yakni ada di antara rumah dan mimbar Nabi SAW. Karena ada perluasan Masjid Nabawi beberapa kali, kini Raudhah ada di dalam Masjid Nabawi.
Ruangan Raudhah terdiri dari beberapa pilar warna putih, yang dipadukan dengan sedikit corak warna kuning keemasan. Langit-langit Raudhah dihiasi dengan kaligrafi.
Luas Raudhah 330 meter persegi, dengan rincian panjang dari timur ke barat 22 meter, dan panjang dari utara ke selatan 15 meter. Tiang pertama di sebelah timur laut Mihrab Rasulullah bernama Ustuwanah Aisyah atau Pilar Aisyah.
Dalam sebuah riwayat, Aisyah RA berkata, "Di masjid ini ada titik tertentu yang jika orang-orang mengetahui keberkahannya, maka mereka pun akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bisa sholat di sana." (HR Thabrani)
Pada awalnya Aisyah tidak memberitahu titik di dalam Raudhah di mana Nabi SAW melaksanakan sholat sendirian. Hingga akhirnya, Aisyah memberitahu kepada Abdullah bin Zubair. Titik yang dimaksud, adalah yang sekarang menjadi Pilar Aisyah atau Ustuwanah Aisyah itu.
Di sebelah selatan Raudhah, di belakang Mihrab Rasulullah, ada Pilar Hannanah atau Ustuwanah Hannanah (Pilar Tangisan). Dinamai demikian karena dulunya di titik pilar tersebut tegak berdiri pohon kurma. Dahulu Nabi SAW sering bersandar di pohon itu, sambil memberikan nasihat kepada para sahabat.
Selang beberapa waktu setelah Masjid Nabawi berdiri, para sahabat membuatkan mimbar di sebelah pohon kurma itu sebagai tempat khutbah untuk Nabi SAW. Mimbar pun digunakan. Kemudian sering terdengar suara tangisan dari pohon kurma. Nabi Muhammad mengatakan, pohon kurma ini menangis karena biasa mendengar ucapan dzikir.
Lalu Nabi SAW meletakkan tangannya pada batang pohon kurma dan tak lama kemudian jadi mengering. Setelahnya, para sahabat mengubur pohon tersebut.
Raudhah selalu dipadati para jamaah sebelum berziarah ke makam Nabi dan dua sahabat beliau SAW yakni Abu Bakar Asshiddiq dan Umar bin Khattab. Biasanya jamaah mengunjungi Raudhah untuk memanjatkan doa dan melaksanakan sholat.
Sejatinya tidak ditemukan dalil tentang keutamaan sholat dan berdoa di Raudhoh. Dalil terkait Raudhah hanya yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, sebagaimana telah disebutkan pada paragraf pertama.
Namun, Raudhah ibarat simbol yang memiliki makna yang kuat karena ada di antara rumah dan mimbar Nabi SAW. Ustaz HM Rizal Fadillah menjelaskan, rumah adalah tempat bernaung dan beristirahat. Tempat membina harmoni dalam mengarungi rumah tangga. Suami dan istri saling mencintai dan menyayangi sambil membesarkan putra dan putrinya.
Sedangkan mimbar adalah arena perjuangan. Dari mimbar diserukan ajakan untuk beriman kepada Allah, beribadah dengan tekun, dan berjuang memuliakan agama Allah. Dari mimbar, Nabi membangun negeri agar warganya sejahtera dan berkah dalam limpahan rahmat dari Allah. Mencegah perilaku rendah dan nista yang menyebabkan mereka menerima murka dan adzab. Mimbar adalah tempat untuk melakukan perjuangan dakwah. Antara rumah dan mimbar itu ada Raudhatul Jannah.