REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- "Tolong antarkan kami. Kami lupa jalan pulang ke hotel," kata salah seorang calon haji Indonesia, di Madinah, Jumat (26/5/2023).
Rencana awal untuk sholat zhuhur ke Masjid Nabawi pun tertunda saat ada calon haji yang menghentikan langkah kami untuk meminta bantuan. Mereka terlihat panik dan langsung menghampiri, saat petugas Media Center Haji/MCH berhenti untuk mendengarkan apa yang dikeluhkan.
Ada enam orang, dua orang di antaranya, setelah kami tanyakan identitas mereka dari gelang dan kartu yang mereka gantungkan di leher, ternyata tempat penginapannya tidak sama. Dari kasus tersebut, petugas masih mudah untuk mengidentifikasinya karena mereka bisa diajak komunikasi dan menggunakan bahasa Indonesia.
Kondisinya menjadi berbeda saat petugas haji harus menghadapi calon haji yang menggunakan bahasa daerah, seperti sebelumnya kami membantu sejumlah calon haji dari Kabupaten Aceh Barat.
Kasus ini seperti saat seorang calon haji ditemukan di suatu jalan di Madinah yang hanya mengenakan celana pendek dan tanpa alas kaki pada Kamis (25/5/2023) sore yang kemudian diantarkan ke Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia yang juga Kantor Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah.
Beruntungnya, yang bersangkutan mengenakan gelang identitas jamaah haji yang diketahui bernama Subkan Salmin dan diduga menderita demensia. Ketika ditanya hotel tempat ia menginap, Subkan tidak bisa menjawab.
Ia juga membantah saat petugas haji mengatakan ia sedang berada di Madinah. Menurut Subkan, ia di dekat rumahnya di Grobogan, Jawa Tengah.
Berdasarkan data pada gelang identitasnya, Subkan merupakan bagian dari rombongan jamaah haji Kloter 1 Solo-Yogyakarta (SOC 1). Kloter tersebut menginap di Hotel Abraj Tabah, sekitar 200 meter dari Masjid Nabawi.
Petugas haji memberikan Subkan minum dan makanan. Kemudian, ia juga dipakaikan kemeja dan alas kaki.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Adi Wicaksono, saat itu, mengantarkan Subkan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) supaya diberi perawatan dulu sebelum dikembalikan ke hotel. Berdasarkan gelang identitas juga, petugas haji bisa mengantarkan Mazkur bin Main kembali ke hotelnya ketika ia lupa arah pulang. Mazkur belum sempat mengamati wilayah sekitar hotelnya waktu pergi ke Masjid Nabawi.