REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Umat Muslim asal Iran terlihat mulai berdatangan ke Arab Saudi. Mereka hadir untuk menunaikan ibadah haji bulan depan di tengah mencairnya hubungan antara kedua negara.
Pada Maret, Pemerintah Arab Saudi dan Iran telah setuju memulihkan hubungan diplomatik keduanya, dalam kesepakatan yang dimediasi China. Kesepakatan ini sekaligus mengakhiri ketegangan selama lebih dari tujuh tahun.
Dilansir di Gulf News, Senin (29/5/2023), pada bulan berikutnya menteri luar negeri dari kedua negara melakukan pertemuan di Beijing. Hal ini seolah menandai pertemuan pertama mereka dalam lebih dari tujuh tahun.
Sebuah penerbangan yang membawa sejumlah peziarah Iran mendarat di Bandara Pangeran Mohammed bin Abdulaziz, Kota Suci Madinah, Saudi, pada Sabtu (27/5/2023). Otoritas paspor Saudi lantas menyelesaikan prosedur masuk mereka dengan mudah.
Ibadah haji 1444 H/2023 M yang akan datang dijadwalkan berlangsung akhir bulan depan. Pelaksanaan haji tahun ini akan menandai kembalinya jumlah jamaah haji dari seluruh dunia ke tingkat pra-epidemi.
Arab Saudi telah memaksimalkan persiapan haji, salah satu dari lima kewajiban umat Islam. Kementerian Haji Saudi mengatakan prioritas untuk mendaftar haji tahun ini diberikan kepada umat Islam yang belum pernah melakukannya sebelumnya.
Kerajaan juga mengatakan tidak akan ada batasan jumlah peziarah dari seluruh dunia untuk musim haji mendatang. Keputusan tersebut seolah membalikkan pembatasan sebelumnya yang dipicu oleh pandemi global.
Dalam dua tahun terakhir, Arab Saudi mengurangi jumlah umat Islam yang diperbolehkan menunaikan ibadah haji untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sekitar 2,5 juta Muslim biasanya menghadiri haji setiap tahun pada masa pra-pandemi.
Seperti yang diketahui, Muslim,yang secara fisik dan finansial mampu melakukan haji, harus menunaikannya setidaknya sekali seumur hidup.
Sumber:
https://gulfnews.com/world/gulf/saudi/iranians-arrive-in-saudi-arabia-for-hajj-amid-thaw-1.96056194