REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kerajaan Arab Saudi telah menyelesaikan latihan keamanan siber untuk ibadah haji bulan depan. Langkah ini diambil untuk meningkatkan layanan bagi jamaah dan menggagalkan potensi ancaman siber.
Latihan tersebut, yang diluncurkan oleh National Cybersecurity Authority (NCA), menarik partisipasi lebih dari 100 lembaga Saudi yang diwakili oleh 350 pejabat keamanan siber. Acara dua hari ini berlangsung di kota Jeddah, Laut Merah Saudi.
Hal ini merupakan bagian dari dukungan NCA bagi lembaga nasional, untuk melakukan tugas keamanan siber selama musim haji. Tujuan lainnya adalah mengkonsolidasikan ketahanan mereka terhadap potensi ancaman, sekaligus mengembangkan keamanan spesialis.
“Latihan tersebut terdiri atas serangkaian kegiatan teknis dan administratif, menampilkan simulasi berbagai jenis serangan dunia maya, serta menerapkan mekanisme untuk menanggapi kecelakaan dunia maya darurat,” kata NCA dalam sebuah pernyataan dikutip di Gulf News, Rabu (31/5/2023).
Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan siber lembaga-lembaga Saudi yang terlibat dalam musim haji.
Didirikan pada 2017, NCA merupakan entitas pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan siber di Arab Saudi. Mereka telah memaksimalkan persiapan haji, yang dijadwalkan berlangsung akhir bulan depan tahun ini.
Arab Saudi telah mengumumkan tidak akan ada batasan jumlah jamaah haji dari seluruh dunia untuk musim haji mendatang. Keputusan ini seolah membalikkan pembatasan sebelumnya, yang dipicu oleh pandemi global.
Dalam dua tahun terakhir, Arab Saudi mengurangi jumlah umat Islam yang diperbolehkan menunaikan ibadah haji untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sekitar 2,5 juta Muslim biasanya menghadiri haji setiap tahun pada masa pra-pandemi. Muslim, yang secara fisik dan finansial mampu melakukan haji, harus menunaikannya setidaknya sekali seumur hidup.
Sumber:
https://gulfnews.com/world/gulf/saudi/saudi-cybersecurity-boosted-ahead-of-hajj-1.96097015