REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika.co.id Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi
MADINAH -- Kehadiran chef atau juru masak asal Indonesia diharapkan menjadi penentu cita rasa masakan Indonesia. Tanggung jawab ini tidaklah dianggap beban oleh para koki ini melainkan rasa bangga.
Maskur Mustofa Bahar, koki asal Kalimantan Barat misalnya, mengaku bangga karena masakannya dihidangkan untuk jamaah haji 2023 asal Indonesia. Dia bekerja di Katering Diyar Al Dahabi, Madinah.
"Beda banget rasanya, bangga melayani tamu Allah," katanya, Kamis (1/6/2023).
Menurut Maskur, tak ada kendala berarti dalam memasak menu sarapan, makan siang dan makan malam untuk jamaah haji 2023 asal Indonesia. Untuk menghadirkan cita rasa nusantara, bumbu yang dipakai memasak didatangkan dari Indonesia.
"Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala. Ya hanya tegang saja, harus masak yang terbaik, karena untuk jamaah haji," tambahnya.
Jika jamaah haji yang menikmati hasil masakannya puas, Maskur merasa puas juga dan bahagia. "Saya masak harus enaklah, untuk jamaah haji. Alhamdulillah tidak ada komplain," tambahnya.
Menurutnya, untuk satu kali makan, waktu memasak yang dibutuhkan mulai mengiris bumbu hingga pengemasan membutuhkan waktu kisaran lima jam. "Kalau menunya ganti setiap satu minggu. Kami sungguh-sungguh masaknya, harus enak. Memasak tidak bisa dipercepat, harus tepat dan disiplin," ujar koki yang sudah berpengalaman sejak 2005 itu.
"Pokoknya luar biasalah, merasa istimewa saja berkesempatan memasak untuk jamaah haji Indonesia. Pengalaman berkesan sekaligus tegang," ujar Maskur sembari tersenyum.