REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memastikan tidak ada jamaah haji yang tertinggal saat mengambil miqat di Bir Ali atau Masjid Dzul Hulaifah sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah.
"Sama seperti tahun lalu, tidak akan ada jamaah yang tertinggal, sebab bus tidak akan berangkat sebelum jamaah komplit," kata Kepala Sektor Khusus Bir Ali PPIH Arab Saudi Aruji Maswatu, Kamis (1/6).
Aruji menyebutkan ada 1.899 (dua di antaranya tertunda karena dirawat di RS King Fahid Madinah) yang bergerak dari Madinah ke Makkah.
Begitu turun dari bus di Bir Ali, jamaah diarahkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di Masjid Nabawi. Kemudian dibimbing untuk niat ihram dan bagi jamaah lansia dan yang mengenakan kursi roda, niat ihram bisa dilakukan di dalam bus.
Aruji mengakui tantangan yang dihadapi di Bir Ali adalah ada jamaah yang lupa nomor bus, meski sudah diingatkan berulang kali sebelum turun bus, masih ada penumpang yang lupa.
Seperti yang dialami salah satu jamaah haji, Ahmad yang lupa nomor bus seusai shalat sunah di Bir Ali.
"Bus saya nomor berapa ya," kata Ahmad, jamaah haji embarkasi Solo yang menghubungi panitia untuk mencocokkan identitas dengan data bus yang ditumpanginya.
Aruji menjamin tidak akan ada jamaah yang tertinggal di Bir Ali walau dalam keadaan crowded.
Miqat makani merupakan batas tempat untuk memulai ihram haji atau umrah. Bagi warga Madinah, miqat diambil di Bir Ali.
Jamaah haji Indonesia yang sudah tiga hari berada di Madinah dianggap warga Madinah, karenanya pengambilan miqat diambil di Bir Ali.
"Setelah niat ihram, maka sudah berlaku larangan ihram. Bagi laki-laki tidak boleh memakai penutup kepala dan menutup kaki seperti sepatu. Sementara perempuan boleh memakai kaos kaki atau sepatu," kata Aruji.
Aruji menambahkan dijadwalkan pada Jumat (2/6) akan kembali diberangkatkan jamaah haji dari Madinah mulai pukul 08.00 waktu Arab Saudi sampai sore sebanyak 15 kloter.