Ahad 11 Jun 2023 05:18 WIB

Derita Anak-anak Gaza dalam Karya Seni Lukisan

puluhan seniman Palestina menggelar pameran perlihatkan penderitaan Anak-anak Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Warga melihat peluru mortir dan pecahan rudal Israel yang meledak saat mereka berdiri di puing-puing rumah yang hancur akibat serangan di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis, (8/6/ 2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga melihat peluru mortir dan pecahan rudal Israel yang meledak saat mereka berdiri di puing-puing rumah yang hancur akibat serangan di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis, (8/6/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Puluhan seniman Palestina di Jalur Gaza menggelar pameran bertajuk “The Occupation Kills Children”. Lewat pameran itu, mereka hendak memperlihatkan penderitaan anak-anak akibat blokade dan serangan Israel ke Jalur Gaza. 

Pameran seni itu diselenggarakan oleh 26 organisasi nonpemerintah. Dalam pameran itu, para seniman menampilkan mural bergambar anak-anak yang kehilangan rumahnya. Mural tersebut dilukis di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.

Baca Juga

Selain mural, para seniman juga menghimpun dan memamerkan barang-barang milik anak-anak di Jalur Gaza yang tewas dalam serangan Israel. Sisa-sisa roket yang ditembakkan Israel ke Gaza menjadi objek yang paling menarik minat para pengunjung pameran.

"Kami meluncurkan festival ini untuk mensimulasikan penderitaan anak-anak Palestina karena pelanggaran tak berujung Israel terhadap mereka di Gaza," kata Fedaa Younus, salah satu penyelenggara acara saat diwawancara Xinhua News Agency, Jumat (9/6/2023).

Fedaa mengungkapkan, dia dan rekan-rekannya sengaja memilih seni untuk menyampaikan pesan penderitaan masyarakat Gaza, terutama kalangan anak-anak. “Kami memutuskan untuk berinvestasi dalam seni sebagai pesan kepada orang-orang di seluruh dunia, yang dapat dipahami dalam semua bahasa,” ucapnya.

Seniman Palestina di Jalur Gaza Hussain Abu Sadiq mengatakan, anak-anak di wilayahnya terus menjadi sasaran pembunuhan dan kehancuran. Mirisnya, tambah Sadiq, hampir tidak ada yang peduli kepada anak-anak tersebut. "Kami fokus pada penderitaan anak-anak kami untuk meminta dukungan dunia dan menekan Israel agar menghentikan semua kejahatannya terhadap mereka," ujarnya.

Seniman Palestina lainnya yang turut berpartisipasi dalam pameran, Mohammed Siam, memiliki pandangan serupa dengan Abu Sadiq. "Anak-anak kami ingin hidup bebas di negara mereka dan tidak takut mati atau dibom, dan mereka ingin menikmati kehidupan normal seperti anak-anak dunia lainnya,” ucapnya.

Dalam pameran, Siam membuat lukisan bergambar anak-anak yang berusaha melarikan diri dari serangan udara Israel. Pada Selasa (6/6/2023) lalu, Palestina telah secara resmi meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menambahkan Israel dalam daftar pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran berat terhadap anak-anak.

Selama konferensi internasional yang digelar di Oslo, Norwegia, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour meminta masyarakat internasional mendukung tindakan moral, politik, dan hukum terhadap Israel. Menurutnya langkah itu diperlukan dan penting untuk melindungi anak-anak selama konflik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement