Ahad 11 Jun 2023 23:10 WIB

Bakso dan Kunci Sukses Kuliner Nusantara di Tanah Suci

Semakin banyak variasi menu akan menjadi daya tarik restoran Indonesia.

Chef Muhammad Umar dari Medina Asian Reatoran
Foto: Republika/Agung Sasongko
Chef Muhammad Umar dari Medina Asian Reatoran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Salah satu hal yang biasa diburu jamaah haji Indonesia selain oleh-oleh adalah kuliner khas nusantara. Memang katering yang dinikmati jamaah haji sudah sangat bercitarasakan Indonesia. Isinya, nasi, sayur, dan lauk-pauk khas Tanah Air namun rindu masakan Indonesia masihlah ada. Tak sirna begitu saja. 

Baca Juga

"Mas tahu yang jual nasi goreng"

"Mas di mana ada restoran Indonesia"

"Mas, saya kalau mau beli bakso di mana yah?"

"Mas, beli gorengan dimana yah

Begitulah banyak pertanyaan jamaah kepada Republika dalam banyak kesempatan ketika jelang sore menuju malam. Sebenarnya sama seperti saya juga, mau jajan tapi ya jajanan khas nusantara. Harap maklum, terbiasa melihat berjejer pedagang cilok, baslol, sempol, tukang mie ayam dan lainnya, kini pemandangan tersebut tergantikan jajanan khas Timur Tengah, India, dan Turki serba serius, menurut saya tentunya. Semua serba roti. Serba daging.Serba rempah.

Nah, sesekali bolehlah berburu kuliner nusantara. Akhirnya diputuskan untuk mencari bakso. Di Madinah, yang sudah berhasil ditemui adalah berada di street food yang persis di sebelah Selatan Masjid Nabawi atau arah menuju King Faisal Road. Di sana, bermacam kuliner internasional seperti Turki, Pakistan, India, dan lainnya. Terselip di deretan itu, ada penjual masakan khas Indonesia.

Di streetfood tersebut, ada beragam makanan berat dan ringan mulai dari es krim dan bakso, itu yang kami cari. Harganya 20 riyal atau sekitar 80 ribuan. Makanan ringan seperti kue basah dijual 5-10 riyal (20 ribuan rupiah). Soal rasa yah lebih dari cukuplah.

Lanjut lagi, ada satu tempat lain dengan cita rasa Indonesia yakni Madena Asian Restaurant, lokasinya sedikit lebih jauh dari Haram (Masjid Nabawi), yakni tepatnya Jabal Uhud. Nah, kabarnya Madena Asian Restorant juga akan membuka cabang restoran di Pintu 338 Masjid Nabawi.

Semangkok bakso di resto ini dihargai 25 riyal (100 ribuan rupiah), sama harganya dengan menu lainnya seperti Soto Betawi, Soto Ayam, Lontong Sayur, Nasi Goreng, Nasi Campur, Gado gado, Ketoprak, Mie Goreng, Ayam Goreng, Ayam Geprek, sate, dan Pecel Madiun. 

Tidak hanya bakso dan tidak hanya pengunjung WNI, dalam kesempatan itu ada Abdullah (18) bersama temannya, warga Madinah terlihat lahap menyantap Nasi Campur dengan sambal telur balado. "Good.... i love Indonesia," kata Abdullah.

Dari kedua tempat ini, waktu terbaik untuk berkunjung adalah sore hari menjelang malam. Saran saya sih, agar bisa menikmati baik menikmati kuliner dan suasana usai Magrib. Karena memang, siang hari di Tanah Suci itu lebih panjang, ketika waktu menunjukan pukul 19.00 Waktu Arab Saudi (WAS), suasana masih terang benderang. Bedanya, udara panas mulai berangsur turun.

Muhammad Umar, Kepala Chef Madena Asian Restoran menyebut, keberhasilan masakan Indonesia diterima di Arab Saudi tak lepas dari kualitas masakan yang akan disajikan dengan mengedepankan cita rasa dari bumbu yang didatangkan langsung dari Indonesia termasuk cabai setan segar untuk menghasilkan sambal bakso yang sesuai.

"Menggunakan rempah dari Indonesia. Lebih baik tidak memasak, daripada dipaksakan tanpa bumbu dari Indonesia karena hasilnya tidak akan bagus," kata chef yang telah mengantongi sertifikat profesinya dari Jakarta ini.

Kunci kedua, adalah variasi menu. Semakin banyak variasi menu akan menjadi daya tarik restoran Indonesia di Saudi.Chef Umar, akan menghadirkan beragam menu baru dari yang sebelumnya 15 menu ditargetkan akan ada 80 menu. Misalnya saja, pisang goreng dan mendoan panas juga es cendol Elisabeth. Aduhhh..

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement