Kamis 15 Jun 2023 14:26 WIB

Dekati Puncak Haji, Jamaah Diimbau Jaga Kesehatan

Bila jamaah haji merasa kurang fit, lebih baik melaksanakan aktivitas ibadah di hotel

Direktur Bina Haji Ditjen PHU Arsad Hidayat
Foto: Kemenag
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Arsad Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Baca Juga

Jamaah haji Indonesia baik masih berada di Madinah maupun sudah di Makkah agar menjaga kesehatan guna menyambut pelaksanaan puncak ibadah haji.

"Seiring mendekati puncak haji, tingkat kepadatan (jemaah) semakin padat, maka kita sarankan jamaah untuk tidak terlalu banyak aktivitas, kita saving tenaga supaya punya tenaga yang cukup untuk melaksanakan puncak ibadah haji. Jangan sampai nanti pada saat pelaksanaan wukuf kita drop karena kita salah pasang strategi," ujar Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat, di Bandara KAAIA Jeddah, Rabu (14/6/2023).

Arsad menyarankan, bila jamaah haji merasa kurang fit, lebih baik melaksanakan aktivitas ibadah di hotel atau di masjid-masjid yang terdekat dengan jemaah haji tersebut.

Terkait makin banyaknya jamaah haji yang wafat, Arsad mengatakan, untuk menekan angka kematian jamaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan mencoba mendekatkan pelayanan kesehatan kepada jemaah melalui layanan satelit yang ada di hotel.

"Jadi bukan lagi di sektor ya, sektor kan terdiri dari beberapa hotel. Nah sekarang kita buka di setiap hotel. Mereka jamaah turun dari kamar ke lantai paling bawah ada di situ layanan satelit. Mereka bisa sekedar memeriksa tensi setelah pulang dari masjid," papar Arsad.

"Artinya mereka sadar betul kesehatan, ini menjadi sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Saya kira ini langkah yang positif, langkah maju supaya salah satunya yang menekan angka kematian juga ya dengan model seperti itu," ujar Arsad.

Menurut Arsad, tenaga kesehatan sudah melakukan upaya antisipasi agar tidak terjadi kegawat daruratan. Untuk jamaah haji yang meninggal sebelum puncak haji, akan dibadalkan oleh pemerintah.

"Kita dari pemerintah menyiapkan nanti siapa yang berhak untuk mendapatkan  badal haji," ujarnya.

Adapun jamaah yang berhak mendapatkan badal haji, yakni mereka yang meninggal dunia setelah masuk asrama haji sampai menjelang pelaksanaan wukuf. Jamaah lainnya yang berhak mendapatkan badal haji yakni mereka yang sakit.

"Kondisinya mungkin lumayan cukup parah, sehingga dia tidak bisa dimobilisasi. Nah itu bisa juga masuk kategori (dapat badal haji)," kata Arsad.

Dia mencontohkan orang-orang yang dirawat di rumah sakit, yang kalau di copot alatnya (infusnya) bisa terjadi kondisi fatal. Sedangkan untuk jamaah yang demensia, akan dilihat kondisinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement