REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Khalilurrahman sekali lagi menyampaikan bahwa kondisi lalu lintas yang sangat padat dan macet menjelang dan setelah puncak haji menjadi kendala distribusi katering bagi jamaah haji. Sehingga pada 7, 14 dan 15 Dzulhijah layanan katering dihentikan sementara.
"Dalam rentang waktu itu, jamaah haji bisa membeli makanan dan minuman di sekitar hotel. Untuk tanggal 8 sampai 13 Dzulhijah, layanan katering diberikan sebanyak 16 kali di Arafah, Muzdalifah dan Mina," kata Khalilurrahman di Makkah, Ahad (18/6/2023)
Khalilurrahman menyampaikan, penghentian sementara layanan katering terjadi hampir di setiap musim haji. Sebab kendalanya memang sama, yakni kemacetan yang menghalangi pengiriman makanan.
"Pada 2017, 2018, dan 2019 layanan konsumsi juga dihentikan sementara selama lima hari yaitu pada 5, 6, 7, serta 14 dan 15 Dzulhijah," ujar Khalilurrahman.
Sebelumnya, Kasi Konsumsi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Beny Darmawan, mengatakan, jamaah haji selama di Makkah akan tidak mendapatkan layanan konsumsi selama tiga hari, yaitu pada 7 Dzulhijjah sebelum jamaah haji bergerak ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Serta pada 14 dan 15 Dzulhijah, setelah Armuzna.
Beny menjelaskan, jamaah haji selama tiga hari itu tidak mendapatkan makan karena kesulitan melakukan distribusi makanan.
"Karena pada saat itu seluruh jamaah haji di seluruh dunia sudah berkumpul di kota Makkah, jadi untuk makanan yang dikirim dari perusahaan katering dan dapur itu kesulitan untuk sampai ke pemondokan atau hotelnya jamaah haji," kata Beny.
Beny mengatakan, jamaah haji selama tiga hari tidak mendapatkan katering bisa membeli makanan di sekitar pemondokan atau hotel. Kemungkinan sudah mulai banyak pedagang makanan di sekitar hotel sebelum dan setelah Armuzna.
Namun, Beny mengingatkan jamaah haji Indonesia agar memilih makanan yang sehat. Untuk itu jamaah haji jangan sembarangan membeli makanan di jalan-jalan. "Jamaah haji bisa menggunakan uang living cost, salah satunya untuk keadaan seperti itu," ujar Beny.