REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Guna menjangkau jamaah haji selama puncak haji, posko kesehatan akan dibangun di dekat tenda-tenda jamaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan sudah mengantisipasi dengan menempatkan tenaga-tenaga kesehatan. Termasuk membangun pos-pos kesehatan untuk melayani jamaah haji yang mengalami gangguan kesehatan.
"Di Arafah nanti kita akan didirikan pos kesehatan di sekitar tendanya jamaah. Ada sekitar 20 kasur untuk jamaah yang memerlukan perawatan lebih lanjut. Jadi kalau heat stroke itu ada ruang pemulihan. Itu pos kesehatan yang besar," ujarnya, Selasa (20/6/2023).
Selain itu, ia juga akan mendirikan pos-pos kesehatan satelit yang menyebar di dekat tenda-tenda jamaah. "Ada lima pos satelit yang akan kita tempatkan di sana. Sebenarnya dari Pemerintah Saudi juga mendirikan pos kesehatan satelit di sana. Jadi jamaah bisa mengakses fasilitas kesehatan lebih banyak baik dari kita maupun di Saudi," katanya.
Liliek menjelaskan, di pos besar fasilitas kesehatan yang tersedia lebih lengkap. Bahkan untuk perawatan yang lebih intermediate itu masih bisa. Sementara itu, pos kesehatan satelit itu sifatnya pertolongan sementara sebelum dirujuk.
"Kalau di pos besar perlu rujuk lagi bisa dekat sana di Makkah sini, nanti kita rujuk. Proses ada rujukan," katanya.
Liliek menambahkan juga akan membangun 11 titik pos kesehatan di Muzdalifah yang akan di tempatkan. Tapi karena sifatnya cuma pertolongan sementara jadi pos satelit saja. Begitu juga di Mina, pos kesehatan yang besar juga ada dekat tenda jemaah.
"Kemudian di titik alur lalu lalang jemaah kita dari tenda ke jamarat juga kita kerahkankan teman-teman dari EMT dan P3JH dan Linjam. Jalur bawah ada 5 titik begitu juga jalur atas 5 titik. Kita juga ada ambulans yang akan stand by, termasuk yang di dekat jamarat," katanya.
Langkah antisipasi ini diambil mengingat pelaksanaan haji tahun ini banyak diikuti jemaah haji lanjut usia (Lansia). "Lansia memang sangat banyak dan memiliki risiko tinggi (risti) juga sangat banyak sekitar 70-75 persen sehingga kita screening ada 50 jemaah di setiap kloter yang risti yang harus dipantau. Kemudian di-screening lagi untuk masuk kategori safari wukuf," katanya.
Liliek juga mengimbau agar jamaah haji khususnya lansia agar menjaga kesehatannya. "Kita ingatkan jangan lagi banyak aktivitas di luar karena suhu cukup tinggi di Makkah perlu diwaspadai. Cukup beraktivitas di penginapan saja. Ibadah juga akan ada di hotelnya. Ini kita minta agar di hotel saja. Ibadah sunah juga mulai dikurangi. Karena tujuan utamanya adalah untuk haji. Ini yang kita jaga agar pada saat armuzna itu jemaah sehat dan bugar," ucapnya.