REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia mulai bergerak ke padang Arafah pada Senin (26/6/2023) pagi untuk melaksanakan wukuf pada Selasa (27/6/2023) atau 9 Dzulhijjah 1444 Hijriyah. Terkait persediaan obat-obatan untuk jamaah Indonesia yang awalnya menipis sudah teratasi.
Amirul Hajj, Sundoyo mengatakan, terkait dengan obat-obatan untuk jamaah haji sejak awal sudah disiapkan dari Indonesia. jumlahnya sudah dihitung sedemikian rupa, setiap satu jamaah butuh obat apa saja sudah dihitung berdasarkan pengalaman.
Ia menjelaskan, jadi sebenarnya obat-obatan sudah ada dan tersebar di beberapa pelayanan, ada di kloter, klinik sektor dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
"Saat ini terkait dengan obat sudah di-packing untuk nanti pada saat persiapan wukuf, termasuk persiapan untuk layanan kesehatan pada saat nanti di Mina," kata Sundoyo di Makkah, Ahad (25/6/2023).
Sundoyo menerangkan bahwa obat-obatan sudah dikemas dan sudah diambil oleh petugas kloter untuk dibawa ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. Insya Allah, terkait ketersediaan obat-obatan sudah tidak ada masalah.
Ia menambahkan, memang kemarin ada kabar atau isu bahwa obat-obatan kurang. Padahal yang sebenarnya bukan kekurangan obat-obatan, tapi yang terjadi sebenarnya adalah persediaan obat menipis.
"Ada beberapa jenis obat yang ketersediaannya menipis, ada tujuh, salah satunya memang obat-obat yang terkait dengan pneumonia karena memang ini terkait dengan jamaah haji ini ada sekitar 60.000 lebih usianya sudah sepuh (tua) sehingga banyak permintaan obat yang terkait dengan pneumonia dan diabetes," ujar Sundoyo.
Sundoyo mengatakan, terkait menipisnya persediaan obat sudah teratasi, karena ada gerak cepat teman-teman di bagian kesehatan untuk mengatasinya. Bagian kesehatan juga punya dana untuk mengatasi ketika terjadi situasi darurat.
"Dari tujuh jenis obat tadi itu sudah dibelikan dan hari ini sudah dikirim oleh distributor yang ada di Arab Saudi, jadi belinya bukan dari Indonesia, belinya dari distributor obat yang ada di Arab Saudi, jadi untuk obat Insya Allah sudah tidak ada persoalan," jelas Sundoyo.
Ketersediaan obat-obatan untuk jamaah haji bukan hanya untuk jamaah haji ketika di kloter, tapi juga ketika jamaah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Bahkan setelah puncak haji selesai, persediaan obat-obatan tidak ada persoalan.