REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tubuhnya tinggi. Mungkin sekitar 1,8 meter. Dia tidak mengenakan kaos merah, seragam kebanggaan Liverpool. Bukan pula pakaian fashionable yang biasa ia kenakan sehari-hari. Ini pakaian yang tidak biasa.
Dia mengenakan pakaian serba putih alias ihram. Pakaian yang terdiri dari dua helai kain, seperti pembungkus tubuhnya kelak ketika Muslim akan dikuburkan. Pakaian yang mengingatkan seseorang kepada kematian.
Begitulah penampilan pemain Liverpool bertubuh Jangkung Ibrahima Konate, saat keluar dari pesawat yang membawanya ke Arab Saudi. Tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, dia disambut tim yang penjemput yang akan mengantarkan dan menemaninya selama puncak haji.
Konate tampak bersahaja, mengucapkan salam, kemudian menyapa orang-orang yang berada di sekitarnya.
“Saya mendapatkan visa haji melalui platform Nusuk,” ceritanya kepada tim penjemput, sebelum puncak haji.
Prosesnya berjalan lancar meski ada banyak orang mengakses layanan digital tersebut. “Layanan yang sangat baik,” katanya yang berpenampilan rambut pendek, berkumis dan berjanggut tipis itu.
Dia laksanakan semua arahan yang ada di Nusuk. Kemudian segala kebutuhan perjalanan hajinya terpenuhi. Dia mengemas barang, lalu jalanlah dia ke Tanah Suci. “Saya merasa senang sekali,” imbuhnya tersenyum.
Tiba di Jeddah, dia disambut tim yang sudah ada. Kemudian berjalan ke pos imigrasi untuk pemeriksaan dokumen. Dia sempat berpikiran, ah tiba di Saudi pasti akan ada banyak antrean dan terpaksa berlama-lama di pos keamanan, imigrasi, dan bea cukai. Tapi kenyataannya, dia tidak mengalami itu.
Meski ada antrean, tapi semua proses keimigrasian berjalan lancar. “Jujur saja prosesnya super cepat, lima menit, saya tidak menyangka akan seperti itu,” kata Konate.
Lepas dari pemeriksaan dokumen keimigrasian, dia menunggu kopernya di area conveyor belt bandara.
Lihat halaman berikutnya >>>