REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Habib Ali Hasan Al Bahar menyampaikan khutbah wukuf bertema "Padang Arafah, Padang Marifat, Sajadah Terhampar Berkah" di padang Arafah pada 9 Dzulhijah 1444 Hijriyah yang bertepatan dengan 27 Juni 2023.
Dalam salah satu bagian khutbahnya, Habib Ali Hasan menceritakan kisah jamaah haji tanpa kaki yang mengesot ke Tanah Suci. Jamaah haji tersebut baru sampai ke Tanah Suci setelah menempuh perjalanan selama lima tahun.
Habib Ali Hasan mengatakan, memang perjalan haji adalah perjalan yang sangat luar biasa. Imam Ibrahim bin Adham tokoh sufi kenamaan dikisahkan berangkat haji dengan berjalan kaki.
Dalam perjalanannya ke Tanah Suci, Imam Ibrahim bin Adham menjumpai seseorang yang kedua kakinya terputus dan berjalan dengan mengesot.
"Imam Ibrahim bin Adham melihat orang tersebut, beliau penuh iba (terhadap orang yang tidak memiliki kaki tersebut)," kata Habib Ali Hasan saat Khutbah Wukuf di padang Arafah, Selasa (27/6/2023)
Habib Ali Hasan menceritakan, orang yang tidak memiliki kaki tersebut bertanya kepada Imam Ibrahim bin Adham, "Dari manakah asalmu?" Imam Ibrahim bin Adham menjawab, "Dari Iraq."
Orang yang tidak memiliki kaki tersebut bertanya lagi, "Berapa lama kamu menempuh perjalanan dari Iraq ke Tanah Suci?" Imam Ibrahim bin Adham menjawab, "Tiga bulan." Kemudian orang yang berkebutuhan khusus itu mengatakan, "Berarti setiap tahun kamu haji?"
Kemudian Imam Ibrahim bin Adham bertanya balik, "Kalau kamu berapa lama menempuh perjalan menuju Tanah Suci?" Orang berkebutuhan khusus itu menjawab, "Aku berpisah dengan keluargaku lima tahun yang lalu."
Habib Ali Hasan mengungkapkan, sungguh luar biasa, dalam keadaan berkebutuhan khusus (tanpa kaki), berjalan dengan cara mengesot pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
"Lima tahun waktu yang ditempuh untuk sampai ke Tanah Suci," ujar Habib Ali Hasan.
Habib Ali Hasan mengatakan, haji bisa juga bermakna Hujjah yang berarti bukti. Perjalanan haji adalah bukti pencarian ridho daro haikat cinta kita. Cinta dan penghambaan kepada Allah SWT, siap meninggalkan Tanah Air, keluarga dan semua yang melekat yang selalu membuat berbeda.
"Semua kita tinggalkan sebagai bukti cinta dan penghambaan kepada Allah SWT," jelas Habib Ali Hasan.