Rabu 28 Jun 2023 20:13 WIB

Akibat Macet, Pukul 13.30 Semua Jamaah Haji Baru Terangkut ke Mina

Kemungkinan pengelola bus tidak mempertimbangkan kuota jamaah haji yang 100 persen.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi, Kamis (22/6/2023). Subhan mengimbau jamaah haji agar sholat Jumat di masjid sekitar hotel atau di hotel karena layanan bis shalawat akan terhenti
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi, Kamis (22/6/2023). Subhan mengimbau jamaah haji agar sholat Jumat di masjid sekitar hotel atau di hotel karena layanan bis shalawat akan terhenti

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid menyampaikan, jamaah haji Indonesia dari padang Arafah diangkut ke Muzdalifah. Semua selesai pada 27 Juni 2023 tengah malam.

Subhan mengatakan, jarak dari Muzdalifah ke Mina sekitar 2 kilometer. Sehingga bus yang awalnya berjumlah tujuh dari Arafah ke Muzdalifah, menjadi lima bus untuk mengangkut jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina per maktab.

Baca Juga

"Pada awal trip-nya (perjalanan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina), ketika lewat tengah malam sampai dengan pukul 06.00 pagi (waktu Arab Saudi), itu alhamdulillah perjalanannya cukup lancar. Tapi, kemudian ketika setelah Subuh (pukul 06.00) sebagian jamaah haji sudah keluar tenda untuk melakukan lontar jumrah, ini jamaah ini karena memang tidak ada jalan lain kecuali jalan bus menuju area lempar jumrah sehingga jamaah memenuhi jalur bus," kata Subhan saat diwawancarai Republika di Makkah, Rabu (28/6/2023)

Subhan menjelaskan, jamaah haji dari berbagai negara yang memenuhi jalan bus itulah yang membuat kemacetan. Sehingga bus tidak bisa melaju dengan cepat, mereka harus menunggu dan mengikuti perjalanan pejalan kaki. Sehingga pergerakannya menjadi terlambat.

Pergerakan bus yang terhambat berlangsung sampai pukul 10.00 waktu Arab Saudi dan masih belum bisa disterilkan kemacetan yang timbul akibat para pejalan kaki.

"Kemudian seluruh bus terjebak macet di area Mina, maka bus yang seharusnya sampai Muzdalifah cukup lama sekali menunggu, sehingga terjadi keterlambatan yang panjang," ujar Subhan.

Subhan mengatakan, kalau mengacu pada operasional haji tahun 2019 yang jumlah kuotanya sama, pada waktu itu jamaah haji bisa diangkut semua ke Mina pada pukul 10.00 waktu Arab Saudi.

Karena sebelumnya tidak ada penyelenggaraan haji dua kali akibat pandemi Covid-19. Kemudian tahun lalu hanya setengah kuota jamaah haji Indonesia yang melaksanakan ibadah haji.

Kemungkinan para pengelola bus ini tidak mempertimbangkan kuota jamaah haji kembali 100 persen seperti tahun 2019. Sehingga kemacetan di jalur ke Mina kurang diantisipasi.

"Maka pada pukul 13.30 seluruh jamaah haji Indonesia bisa diangkut menuju ke Mina," ujar Subhan.

Subhan mengatakan, selama jamaah haji menunggu Muzdalifah, konsumsi sudah diantarkan ke mereka. Jamaah haji yang sakit juga sudah tertangani.

Sebelumnya, Subhan menjelaskan, sesuai dengan rapat koordinasi antara Kementerian Perhubungan Arab Saudi, Kementerian Haji Arab Saudi, PPIH dan otoritas angkutan di Arab Saudi pada dua pekan sebelum puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Semua sepakat agar angkutan masyair tepat waktu.

"Kami diberi tanggung jawab untuk mengedukasi jamaah dan sosialisasikan kepada jamaah agar layanan angkutannya lebih tertib, ini bisa membantu ketepatan waktu mulai dari Makkah ke Arafah, kemudian ke Muzdalifah, kemudian dari Muzdalifah ke Mina," jelas Subhan.

Subhan menjelaskan, pertama kali yang diatur adalah jumlah angkutan bus dari Makkah ke Arafah. Itu sudah dialokasikan 21 bis setiap maktab, sehingga dalam tiga trip itu selesai terangkut jamaah haji dari Makkah ke Arafah.

"Kemudian dari Arafah ke Muzdalifah karena jarak Arafah ke Muzdalifah itu sekitar 4 kilometer maka tidak memungkinkan setiap maktab jumlah busnya sama dengan Makkah ke Arafah, akan membuat kemacetan yang luar biasa (jika jumlah bisnya sama) sehingga jumlahnya dikurangi tapi putarannya diperbanyak," jelas Subhan.

Ia mengatakan, bus yang awalnya berjumlah tujuh dari Arafah ke Muzdalifah, menjadi lima bis untuk mengangkut jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina per maktab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement