Jumat 30 Jun 2023 17:52 WIB

Seorang Jamaah Haji Asal Kabupaten Garut Wafat di Tanah Suci

Almarhumah didiagnosa memiliki penyakit jantung dan diabetes.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ani Nursalikah
 Jamaah haji Indonesia yang mengambil Nafar Awal atau memilih meninggalkan Mina 12 Dzulhijjah atau 30 Juni 2023 mulai diberangkatkan menuju Makkah guna melanjutkan prosesi tahapan haji berikutnya. Pendorongan terbagi menjadi dua waktu yakni diberangkatkan pada pagi hari pukul 05.00-09.00 dan sisanya 13.00-16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Foto: Agung Sasongko/Republika
Jamaah haji Indonesia yang mengambil Nafar Awal atau memilih meninggalkan Mina 12 Dzulhijjah atau 30 Juni 2023 mulai diberangkatkan menuju Makkah guna melanjutkan prosesi tahapan haji berikutnya. Pendorongan terbagi menjadi dua waktu yakni diberangkatkan pada pagi hari pukul 05.00-09.00 dan sisanya 13.00-16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Seorang jamaah haji asal Kabupaten Garut dilaporkan meninggal dunia saat menjalani ibadah di Tamah Suci pada Kamis (29/6/2023). Jamaah atas nama M (67 tahun) itu dinyatakan meninggal saat hendak dibangunkan untuk sholat subuh.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku mendapatkan kabar duka itu langsung dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang ikut bertugas melayani jamaah haji di Arab Saudi. Ia pun menyampaikan rasa belasungkawa terhadap almarhumah.

Baca Juga

"Innalillahi wa innailaihi rojiun, jamaah haji atas nama M dari Sukaregang, wafat sekitar jam 03.45. Semoga almarhumah husnul khatimah," kata Rudy melalui keterangan tertulis, Jumat sore (30/6/2023).

Menurut dia, almarhumah menunaikan haji bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Babussalam dan tergabung dalam kloter 70. Almarhumah didiagnosa memiliki penyakit jantung dan diabetes.

"Almarhumah sudah kita rujuk ke rumah sakit, tapi semalam ingin tetap pulang ke tenda Mina," ujar Rudy.

Rudy juga berharap keluarga almarhumah yang ditinggalkan senantiasa diberi kesabaran. Ia juga mendoakan agar almarhumah husnul khatimah.

"Semoga almarhumah husnul khotimah, karena meninggal dalam keadaan ibadah," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan almarhumah dilaporkan sudah terlihat lemas sejak keberangkatan dari Kabupaten Garut. Namun, almarhumah selalu mengaku baik-baik saja ketika ditanya oleh tim kesehatan. Bahkan, almarhumah sempat diinfus, hingga kondisinya kembali membaik.

Menurut Leli, tim kesehatan selalu melakukan pengecekan kesehatan terhadap almarhumah. Selain itu, almarhumah juga selalu diingatkan senantiasa meminum obat yang dibawa.

"Kemudian, tepatnya tanggal 29 Juni 2023, kaki almarhumah bengkak. Awalnya alhamhumah menolak dirujuk, tapi setelah dibujuk beberapa lama akhirnya bersedia dirujuk ke Pos Kesehatan (Poskes) Mina dengan tensi 100/60 dan masih bisa makan serta minum," kata Leli melalui keterangan tertulis.

Ia mengungkapkan pasien pun sempat hendak dirujuk ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Namun, almarhumah menolak dilakukan tindakan apapun, kecuali diinfus dan ingin segera kembali ke tenda.

Setelahnya, pada Jumat sekitar pukul 03.45 waktu setempat, almarhumah tidak bergerak ketika akan dibangunkan untuk sholat subuh. Tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) pun langsung memeriksa nadi dan nafasnya, tapi tidak ada.

"Tim melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Hingga pada akhirnya sekitar pukul 04.00 nadi tidak teraba, nafas tidak ada, saturasi oksigen tidak terdeteksi, dan pasien dinyatakan meninggal dunia," kata Leli.

Ia mengatakan, almarhumah merupakan jamaah haji yang ikut rombongan melalui KBIH Babussalam yang dilepas Bupati Garut pada 20 Juni 2023. Ketika itu terdapat dua kloter yang diberangkatkan, yakni kloter 69 dan 70 Provinsi Jawa Barat sebanyak 420 orang.

Sebelumnya diinformasikan, dari 1.938 jamaah haji asal Kabupaten, 250 orang di antaranya dikategorikan berisiko tinggi. Pasalnya, ratusan jamaah haji itu usianya sudah di atas 75 tahun dan memiliki riwayat penyakit kronis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement