Senin 03 Jul 2023 14:12 WIB

63 Jamaah Haji Wafat Selama Puncak Haji, Penyebab Terbanyak Karena ini

Kementerian Haji Saudi juga mengeluarkan pernyataan soal jamaah haji wafat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Jamaah Haji Wafat
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Jamaah Haji Wafat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah jemaah haji yang wafat selama periode Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) sampai Sabtu (1/7/2023) pukul 08.00 WAS mencapai 63 orang. Sebanyak 13 jamaah meninggal di Arafah dan 51 orang di Mina.

Mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, selama operasional haji jumlah jamaah yang meninggal berjumlah 255 orang. Selain Mina dan Arafah, 3 jamaah haji meninggal di Jeddah, 36 jamaah meninggal di Madinah dan terbanyak 152 di Makkah.

Baca Juga

"Dari data, jamaah yang wafat terbesar itu penyakit jantung, syok kardiogenik. Mayoritas (jamaah yang meninggal selama periode Mina) lansia," kata Kepala Seksi Kesehatan Satgas Mina, Thafsin Alfarizi, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (3/7/2023).

Data yang disampaikan Alfarizi ini mirip dengan laporan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Disampaikan penyebab terbanyak kasus kematian jamaah adalah syok kardiogenik 62 orang, infark miokard akut 59 orang, serta syok septik 33 orang.

"Berdasarkan tempatnya, jamaah haji yang wafat tersebut paling banyak terjadi di tenda-tenda maktab di Mina mencapai 27 orang, di rumah sakit sekitar Mina ada 17, di Poskes Mina ini 4 orang dan 2 orang di perjalanan," ujar dia.

Alfarizi juga menyebut jamaah meninggal di tenda bisa jadi karena kelelahan. Menurutnya, jamaah haji yang kondisi kesehatannya tidak memungkinkan setelah wukuf sebaiknya dibadalkan saja.

Dengan membadalkan haji, maka jamaah bisa beristirahat dengan lebih baik, sehingga mengurangi aktivitas berat yang memperberat kondisi penyakitnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement