Jumat 07 Jul 2023 12:38 WIB

Terkait Penyelenggaraan Haji, Kinerja Masyariq Jauh dari Harapan

Secara umum, penyelenggaraan haji Tahun ini sudah baik.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji menunggu kepulangan dengan bus menuju bandara Jeddah di Hotel 908, Jarwal, Mekah, Arab Saudi, Rabu (5/7/2023). Sebanyak 5.670 orang dari 15 kloter diberangkatkan menuju King Abdulazis International Airport Jeddah untuk diterbangkan ke Tanah Air dengan jadwal penerbangan 5-6 Juli 2023.
Foto: Wahyu Putro A
Jamaah haji menunggu kepulangan dengan bus menuju bandara Jeddah di Hotel 908, Jarwal, Mekah, Arab Saudi, Rabu (5/7/2023). Sebanyak 5.670 orang dari 15 kloter diberangkatkan menuju King Abdulazis International Airport Jeddah untuk diterbangkan ke Tanah Air dengan jadwal penerbangan 5-6 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, 

JAKARTA -- Saat ini operasional penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M sudah memasuki fase pemulangan jamaah haji. Wakil Amirul Hajj dari PP Muhammadiyah, KH M Saad Ibrahim, menyebut penyelenggaraan haji tahun ini secara umum sudah baik.

Baca Juga

“Secara umum haji tahun ini sudah baik. Bahwa masih ada kekurangan di sana sini, itu hal yang lazim, apalagi pelaksanaannya tergantung banyak pihak,” kata KH M Saad Ibrahim, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (7/7/2023).

Penyelenggaraan ibadah haji seperti diketahui tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Agama (Kemenag). Ada banyak pihak yang ikut terlibat, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, serta lembaga pemerintah terkait lainnya.

Selain itu, ada Masyariq yang ditunjuk pemerintah Saudi sebagai penanggung jawab layanan jamaah haji Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya. Dalam prosesnya, Kemenag melakukan kerja sama dan memberikan seluruh kewajibannya dalam rangka penyediaan layanan terbaik bagi jamaah.

Dalam pelaksanaannya, patut disayangkan kinerja Masyariq tahun ini jauh dari yang diharapkan. Muncul sejumlah permasalahan, seperti ada jamaah non kuota yang mencoba menempati tenda jamaah.

Tidak hanya itu, muncul kasus keterlambatan katering di Arafah, keterlambatan pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah ke Mina, serta keterlambatan katering dan persoalan sanitasi di Mina.

“Ibadah haji itu ibadah yang kompleks, baik secara fisik, mental, maupun harta,” ujar KH Saad.

Menurutnya, haji merupakan ibadah yang berat. Hal tersebut berkenaan dengan cuaca, medan, situasi yang asing, makanan, ketersediaan air, penginapan, manajemen, hubungan antar jamaah, dan lainnya.

“Hampir dipastikan penyelenggaraan haji tidak akan pernah sempurna, betapa pun upaya optimal telah dilakukan. Inilah yang dapat dilakukan secara optimal, selebihnya kita serahkan kepada Allah,” lanjut dia.

Ia lantas mendoakan agar semua jamaah haji Indonesia mendapat haji mabrur. Seluruh jerih payah diharap dapat dibalas dengan kebaikan dan dosa serta kesalahan diampuni oleh Allah SWT.

Untuk diketahui, sejak 4 Juni 2023 jamaah sudah mulai diterbangkan ke Tanah Air secara bertahap. Fase ini akan berlangsung hingga 2 Agustus 2023. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement