Senin 10 Jul 2023 07:17 WIB

Pengalaman Spiritual Anton, 40 Hari Sebagai Petugas Haji di Makkah Al Mukarramah

Anton seolah menemukan jawaban mengapa banyak orang umroh berulang kali.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Kertajati tiba di bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (9/7/2023). Sebanyak 363 jamaah haji kloter pertama asal Majalengka kembali ke tanah air setelah menunaikan rangkaian ibadah haji di tanah suci.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Kertajati tiba di bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (9/7/2023). Sebanyak 363 jamaah haji kloter pertama asal Majalengka kembali ke tanah air setelah menunaikan rangkaian ibadah haji di tanah suci.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- RS Anton Bayu Rheandra adalah seorang jurnalis yang terpilih menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023. Tujuannya datang ke Tanah Suci untuk bekerja dan melayani tamu Allah, yakni jamaah haji.

Anton mengaku sebagai orang yang skeptis dengan Ka'bah dan Masjidil Haram. Bahkan, dia mempertanyakan, mengapa banyak orang melaksanakan ibadah haji dan umroh berkali-kali.

Baca Juga

Namun, setelah 40 hari tinggal di Makkah, Anton seolah menemukan jawaban mengapa banyak orang umroh berkali-kali. Setelah melayani tamu Allah dan mengikuti rangkaian puncak ibadah haji, dia mengaku semakin yakin dengan jawaban yang ditemukannya.

"Mengapa banyak orang umroh berulang kali, karena ada kerinduan dan kenikmatan batin saat beribadah di Masjidil Haram," kata Anton saat berbincang di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ahad (9/7/2023).

Anton menyampaikan kenikmatan batin tersebut muncul secara alami. Tiba-tiba muncul rasa rindu terhadap suara lantunan azan di Masjidil Haram dan rindu bersujud dalam sholat di Masjidil Haram.

"Ketika kita makan makanan yang enak, kita ingin lagi makan makanan itu, ingin lagi makan, terus. Begitu juga mendengarkan adzan dan sholat di Masjidil Haram, ingin terus mendengar lantunan adzan dan ingin selalu sholat di Masjidil Haram," ujar Anton menggambarkan pengalaman spiritualnya.

Menurutnya, lantunan adzan, sholat, Ka'bah dan Masjidil Haram menyatu dan berkumpul di dalam batin, kemudian menumbuhkan benih-benih kerinduan dalam jiwa. Jiwa ini secara alami terpanggil dan terpikat suasana Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah.

Anton juga membagikan pengalamannya saat di Masjidil Haram dan ketika puncak ibadah haji di padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dia Masjidil Haram, Anton kerap mengantarkan jamaah haji yang lupa jalan pulang ke terminal khusus jamaah haji Indonesia. Begitu pula di Mina, ia mengantarkan beberapa jamaah haji yang terpisah dari rombongan dan lupa jalan pulang ke tenda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement