Selasa 11 Jul 2023 07:03 WIB

Cerita Jamaah Haji Alami Siang Terpanjang di Arafah, Suhu Capai 52 Derajat

Jamaah haji tahun ini merasakan siang terpanjang yang terjadi 15 tahun sekali.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Jutaan jamaah haji seluruh dunia berkumpul di padang Arafah.
Foto: dokrep
Jutaan jamaah haji seluruh dunia berkumpul di padang Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sudah ada dua kloter jamaah haji asal Kabupaten Garut yang kembali dari Tanah Suci. Terakhir, kepulangan ratusan jamaah haji asal daerah itu disambut oleh sanak keluarga di Pendopo Garut.

Selama menjalani ibadah di Arab Saudi, banyak pengalaman yang dirasakan jamaah haji asal Kabupaten Garut. Salah satunya adalah merasakan waktu siang yang panjang dengan suhu di atas rata-rata kondisi Indonesia. 

Baca Juga

Pengalaman itu dirasakan oleh Dadang Haeruman, salah seorang jamaah haji yang baru kembali ke Kabupaten Garut. Ketika itu, Dadang sedang menjalani ibadah di Arafah. Para jamaah dilarang untuk keluar tenda, lantaran cuaca ekstrem. 

"Itu terjadi 15 tahun sekali dan kemarin yang yang waktu tanggal 9 itu waktu di Arafah itu terpanjang selama 15 tahun sekali. Jadi siangnya yang terpanjang. Suhunya waktu itu perkiraan antara 49 sampai 52 derajat celcius," kata Dadang, dikutip Republika.co.id, Selasa (11/7/2023).

Kendati demikian, jamaah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ummul Quro itu menilai, perjalanannya melaksanakan ibadah haji berjalan relatif lancar. Apalagi, peran para petugas di lapangan, mulai dari KBIH hingga petugas kesehatan, dinilai selalu kompak dan memfasilitasi para jamaah selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

"Selalu memfasilitasi kami di sana sampai kita melakukan Arbain ke Madinah. Di Madinah juga di sana banyak, sangat mudah pelayanan dari tenaga kesehatan (dan) dari tenaga haji dari sana," kata dia dalam rekaman video dari Diskominfo Kabupaten Garut. 

Namun, Dadang berharap, pelayanan ke depan tetap harus ditingkatkan dalam pelaksanaan ibadah haji. Pasalnya, masih ada beberapa catatan terkait pelayanan, seperti masih ada jamaah yang tersesat dan urusan makanan.

Sebelumnya, sebanyak 378 jamaah haji yang tergabung dalam kloter 14 Provinsi Jawa Barat (Jabar) asal Kabupaten Garut tiba di Pendopo Garut, Ahad malam. Kedatangan jamaah haji di Pendopo Garut itu lebih cepat dua jam dari jadwal yang telah ditetapkan, yaitu sekitar pukul 22.00 WIB. 

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Cece Hidayat, mengatakan saat ini baru dua kloter jamaah haji asal Kabupaten Garut yang telah pulang. Masih ada ada sekitar enam kloter lagi yang akan kembali pulang ke daerah berjuluk Swiss van Java itu.

"Semuanya delapan kloter, baru dua (yang pulang)," kata dia, Ahad malam.

Cece mengatakan, pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini terdapat tiga jamaah asal Kabupaten Garut yang meninggal dunia di Arab Saudi. Tiga jamaah itu masing-masing adalah Mimih Amilah Idi dari kloter 70, Elin Elan Embes dari kloter 46, dan Engkos Kosasih Engking dari kloter 46.

Para jamaah haji yang meninggal dunia ketika dalam pelaksanaan ibadah haji akan disemayamkan di Arab Saudi. Sementara jamaah haji yang sakit akan dirawat oleh Pemerintah Arab Saudi, sebelum nantinya bisa pulang kembali ke tanah air.

Menurut dia, para jamaah haji asal Kabupaten Garut yang masih berada di Arab Saudi saat ini dalam keadaan sehat. ia pun berharap tidak ada lagi jamaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi.

"Sudah diingatkan kepada petugas haji, terutama petugas kesehatan untuk senantiasa terus mengawasi memantau kesehatan oleh jamaah haji," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement