REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Keseriusan pemerintah Kerajaan Arab Saudi menjadikan situs bersejarah dalam agenda visi 2030 begitu nyata terlihat. Di Madinah, banyak kawasan bersejarah mulai dipercantik.
Kawasan Uhud kini jadi favorit peziarah untuk melihat terbenamnya matahari. Semua ditata sedemikian rupa sengaja agar memancing peziarah mengabadikan. Memang, masih ada rambu-rambu yang tak bisa diterobos.
Sementara, situs lainnya masih dipugar, termasuk sumur Ahn atau Sumur Al Yasirah. Sumur ini termasuk yang bersejarah. Sumur yang dulunya milik Bani Umayah Bin Zaid dari kaum Anshar ini terletak di wilayah Aliyah, Madinah.
Mengapa bersejarah?
Karena Sumur Al Yasirah ini menjadi bukti mukjizat Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, sumur ini kotor dan pahit. Namun, setelah Rasulullah singgah dan menggunakan airnya untuk berwudhu dan didoakan seketika air sumur menjadi bersih dan tawar.
Setelah itu, Rasulullah menamai sumur ini dengan Al Yasirah yang berarti kemudahan. Sebelumnya, sumur ini bernama Al 'Asirah yang berarti rumit atau sulit.
Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi pernah berwudhu dari air sumur yang berada di sebelah kiri Masjid Quba ini. Begitu juga dengan sahabatnya Abu Salamah Radhiyallahu Anhu juga pernah mandi dari air tersebut.
Di dalam kitab Thabaqat Kurba disebutkan saat Sayyidina Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi syahid dalam perang Uhud, Rasulullah meminta para sahabat mengambil air di Sumur Al Yasirah untuk memandikan jenazahnya.
Hal ini menunjukkan begitu istimewanya sumur tersebut sehingga harus didatangkan airnya untuk memandikan saudara sepersusuan Rasulullah. Saat penulis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) 2023 datang ke sumur tersebut, sayangnya sumur sudah mengering.
Tidak hanya itu, sumur juga tidak dapat dilihat secara dekat. Sebab lokasi di sekitar sumur sudah dipagar.
Dalam pagar tersebut terpampang papan pengumuman yang menyatakan sumur tersebut saat ini sedang dalam proses pemugaran di bawah pengawasan Heritage Commision Arab Saudi. Proses pemugaran sendiri telah berlangsung sejak 1436 Hijriyah.
Pemugaran ini diharapkan bisa mengembalikan situs sejarah jejak perjalanan Rasulullah selama berada di Madinah. Dengan demikian, para peziarah dapat merasakan langsung bagaimana situasi dan kondisi Arab Saudi pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Seperti diketahui, lebih dari 100 situs di Madinah yang terkait dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW dan peristiwa penting lainnya dalam sejarah Islam akan dipulihkan Kerajaan Arab Saudi. Dilansir dari Arab News, langkah ini diluncurkan Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman.