Kamis 27 Jul 2023 15:06 WIB

Arab Saudi Luncurkan Mekanisme Baru Peringatan Dini Cuaca

Pusat Meteorologi Saudi akan membagi peringatan cuaca menjadi tiga kategori warna.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Pegunungan Al-Soudah di Arab Saudi yang puncaknya berlapis salju bahkan saat musim panas.
Foto: Saudi Gazette/Rushoud al-Harthy
Pegunungan Al-Soudah di Arab Saudi yang puncaknya berlapis salju bahkan saat musim panas.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi meluncurkan mekanisme untuk menangani fenomena cuaca yang diperbarui dengan peringatan dini melalui sistem otomatis. NCM nantinya akan membagi peringatan cuaca menjadi tiga kategori warna.

Mekanisme baru termasuk klasifikasi fase peringatan, yang diadopsi sesuai dengan standar dan praktik internasional terbaik, dengan membagi peringatan menjadi kuning, oranye, dan merah. Ini berarti kemungkinan daerah tersebut terkena dampak fenomena cuaca dan dikeluarkan sebelum periode berkisar antara 6-12 jam. Ini sesuai dengan kriteria spesifik untuk setiap warna.

Baca Juga

Dilansir dari Saudi Gazette pada Kamis (27/7/2023), mekanisme ini menangani semua jenis fenomena cuaca yang dapat memengaruhi atmosfer Kerajaan, termasuk hujan ringan hingga sedang dan berat, badai debu, kabut, angin kencang, gelombang tinggi, gelombang dingin, gelombang panas, hujan salju ringan, hingga sedang atau badai salju parah.

Patut dicatat mekanisme yang diperbarui diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian dan Ketua Dewan Direksi NCM Eng. Abdul Rahman Al-Fadhli, bulan lalu di Riyadh. Upacara pelantikan diadakan di hadapan para pejabat yang peduli dengan manajemen krisis.

Mekanisme ini memperhitungkan praktik terbaik, teknologi, dan hasil yang menyediakan semua layanan kepada penerima manfaat dari semua segmen, untuk mencapai pekerjaan terpadu untuk berkontribusi menyelamatkan nyawa dan properti, dan meningkatkan peran pendidikan dan kesadaran bagi semua anggota masyarakat mengenai fenomena cuaca, dan cara untuk menghadapinya sebelum, selama, dan setelah kejadiannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement