Kamis 10 Aug 2023 20:21 WIB

Boyolali Segera Luncurkan Objek Wisata Religi Miniatur Ka'bah

Pembangunan wisata religi sekaligus sebagai edukasi ibadah haji dan umroh.

Ilustrasi. Sejumlah calon jemaah haji kabupaten Klaten melakukan tawaf saat mengikuti manasik haji di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (11/5/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi. Sejumlah calon jemaah haji kabupaten Klaten melakukan tawaf saat mengikuti manasik haji di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (11/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten Boyolali bakal meluncurkan objek wisata baru religi miniatur ibadah haji dan umroh yang dibangun di bekas Pasar Hewan Singkil Karanggeneng Boyolali Kota, Jawa Tengah Oktober mendatang.

"Penataan 89 kios bekas Pasar Hewan Singkil dan 76 kios baru ditempatkan terpadu di selatan kompleks religi, serta masing-masing sisi menghadap ke jalan dan parkiran," kata Kepala Bidang Infrastruktur, Pembinaan dan Penataan Pedagang, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali Aris Sulistyanto, Kamis (10/8/2023).

Baca Juga

Menurut Aris, pembangunan miniatur Ka'bah, Madinah, Shafa hingga Marwah yang direncanakan menjadi lokasi untuk manasik. Untuk pembongkaran kios lama oleh dinas terkait masih berjalan. Sedangkan kios baru sudah rampung pembangunannya 100 persen.

Pihaknya sudah melakukan pendataan beberapa kali, secara bertahap mulai 2020 hingga sekarang. Mana kios yang aktif, buka, aktif perjanjiannya, yang akan dijadikan prioritas. Akhirnya, terseleksi ada 58 kios yang relokasi ke tempat baru.

"Jadi, 89 kios, 58 pedagang yang direlokasi, sedangkan 76 kios baru terisi 56, sisanya menunggu perintah Bupati Boyolali M Said Hidayat," katanya.

Dia mengatakan sebanyak 76 kios baru masuk dalam anggaran pembangunan kompleks wisata religi tersebut. Ia tinggal mengatur pedagang yang akan menempati kios tersebut.

Disdaperin telah melakukan pengundian untuk penempatan pedagang sekaligus pemberian kunci kios baru. Pada Kamis ini, merupakan batas terakhir pindahan, karena akan dilakukan pembongkaran.

"Bupati sudah memerintahkan Disdagperin kalau mau jualan metodenya berubah. Jadi, misalnya pakan ternak dikemas agar tidak kotor. Posisi yang jualan di tempat wisata religi nanti berupa barang kelontong, makanan, dan sebagainya," katanya.

Menurut dia, tidak ada pengelompokan shelter. Ia optimistis pedagang akan menyesuaikan jualan dengan pasarnya. Sedangkan bagi pedagang lain yang tidak terelokasi di kompleks wisata religi Singkil tetap akan dipindahkan. Lokasinya di tiga pasar, yakni Sidodadi, Ngebong dan Sunggingan di Kecamatan Boyolali Kota.

Lokasi baru tersebut akan disiapkan agar nyaman dan menyedot perhatian para pengunjung. "Jadi, tidak ada jual beli kios, karena kami sudah daftar, mereka siapa saja, alokasi berapa, dapat lokasi dimana. Nanti akan mendapatkan perjanjian sewanya dan sudah kami kasihkan kuncinya. Sistemnya sekarang tidak membayar kompensasi atau ekonomis, tinggal membayar sewa tiap tahun. Tapi, konsekuensinya harus buka sendiri, tidak boleh disewakan kembali," katanya.

Pemkab Boyolali melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) setempat sedang merampungkan pembangunan wisata religi sebagai edukasi ibadah haji dan umroh di atas lahan seluas tiga hektare bekas Pasar Hewan Singkil.

Menurut Kepala Bidang Cipta Karya DPUPR Kabupaten Boyolali Yovi Hardianto, Pemkab Boyolali tahun ini mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 21 miliar. Anggaran tersebut terdiri atas lima paket untuk pembangunan kawasan wisata baru religi ibadah haji dan umroh.

Kelima paket tersebut, antara lain pembangunan gedung miniatur Ka'bah senilai Rp 3,2 miliar, pembangunan gedung auditorium dan Masjid Nabawi senilai Rp 3,6 miliar, pembangunan kios senilai Rp 5,7 miliar, pembangunan fasilitas pendukung berupa area tiketing senilai Rp 2,3 miliar dan pembangunan sarana prasarana pendukung senilai Rp 6 miliar. Seluruh pekerjaan ditargetkan selesai pada akhir Oktober mendatang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement