REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Presidensi Umum Dua Masjid Suci telah meluncurkan inisiatif inovatif untuk membantu peziarah dan jamaah umrah di Masjidil Haram. Inisiatif ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk robot pemandu.
Robot canggih ini memfasilitasi operasi fatwa. Tidak hanya itu, kehadirannya juga akan menawarkan panduan tentang cara melakukan ritual dan memberikan fatwa.
Salah satu fitur menonjolnya adalah kemampuan untuk menambahkan terjemahan simultan, sekaligus berkomunikasi dengan individu terkemuka yang berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan jamaah dari jarak jauh.
Dilansir di Gulf News, Senin (14/8/2023), ada 11 bahasa yang dimiliki robot tersebut. Termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, Rusia dan China.
Bukan cuma itu, robot pemandu ini juga dilengkapi dengan layar sentuh 21 inci. Ia akan menawarkan serangkaian layanan yang disesuaikan untuk para pengunjung Masjidil Haram.
Didesain dengan mempertimbangkan mobilitas, robot ini memiliki empat roda dengan sistem parkir cerdas, memastikan pergerakan yang mulus dan gesit.
Robot tersebut juga membanggakan kamera depan dan bawah, dengan kemampuan resolusi tinggi. Keberadaan kamera ini memungkinkan untuk fotografi lingkungan sekitar yang mendetail.
Di sisi lain, telah ditambahkan fitur audio yang disempurnakan, seperti speaker suara jernih dan mikrofon berkualitas tinggi, untuk memastikan transmisi audio yang murni.
Berjalan di jaringan Wi-Fi berkecepatan tinggi 5 GHz, robot ini menjanjikan transmisi data yang cepat dan efisien. Hal ini dinilai mencerminkan komitmen Masjidil Haram, untuk menggabungkan tradisi dengan kemajuan teknologi demi kepentingan para pengunjungnya.
Sebelumnya, pihak berwenang Saudi mendesak jamaah umrah tidak tidur di Masjidil Haram. Hal ini untuk mencegah penumpukan di tempat itu, mengingat akan ada lebih banyak umat Islam menuju ke Kerajaan untuk beribadah.
Kementerian Haji dan Umrah Saudi telah memberi pengumuman kepada jamaah umrah dan pengunjung di situs tersebut untuk menghindari berbaring dan tidur di masjid, rumah bagi Ka'bah Suci. Kementerian juga menyebut tindakan semacam itu melanggar peraturan di situs suci.
“Wahai tamu Allah, kami harap Anda menghindari berbaring, terutama di koridor, tempat shalat, jalur darurat atau yang diperuntukkan bagi orang disabilitas,” kata Menteri Haji dalam sebuah unggahan di X, sebelumnya dikenal sebagai //Twitter//.
Bukan cuma itu, kementerian juga mendesak jamaah untuk menghindari berdesak-desakan dan berkerumun di Masjidil Haram. Umat Muslim diminta untuk memberikan prioritas kepada wanita dan orang tua selama di lokasi tersebut.
Sumber: