REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Lebih dari 350 ribu pernikahan di Arab Saudi berakhir dengan perceraian selama 2022. Hal ini disampaikan dalam Laporan Wanita Saudi untuk 2022, yang dikeluarkan oleh Otoritas Umum Statistik kerajaan.
Menurut laporan tersebut, kelompok usia 30 hingga 34 tahun mengalami tingkat perceraian tertinggi, dengan lebih dari 54 ribu wanita bercerai. Namun, menurut Kementerian Kehakiman kerajaan, jumlah pernikahan di Arab Saudi mencapai 150.117 pada 2020, meningkat 8,9 persen dibandingkan tahun 2019.
Meski demikian, angka perceraian pada 2022 mewakili lonjakan yang besar. Ini karena jumlah total perceraian yang tercatat pada tahun 2020 adalah 57.595. Jika dibandingkan perceraian selama 2022, maka menunjukkan kenaikan yang melebihi 6 kali lipat.
Di sisi lain, seperti dilansir The National News, Senin (14/8/2023), statistik menunjukkan bagaimana situasi perempuan di kerajaan terus membaik. Pengangguran turun 15,4 persen pada kuartal IV 2022. Ini menandakan kenaikan yang nyata dari tahun-tahun sebelumnya.
"Wanita melihat pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mereka berkontribusi besar di setiap sektor, mulai dari keuangan, kesehatan, pendidikan hingga astrofisika," kata Bayan Zahran, lulusan bisnis Saudi di Jeddah.
Wanita Saudi memimpin perubahan di kerajaan dan terutama pada kehidupan pribadi mereka, termasuk pernikahan atau perceraian. "Kami bukan masyarakat yang membatasi atau konservatif seperti yang mungkin diasumsikan orang. Wanita yang memutuskan untuk menikah di Arab Saudi, kami memiliki lebih banyak hak daripada di banyak negara di dunia," tutur Zahran.
Hal itu meningkatkan tingkat keseluruhan partisipasi pasar tenaga kerja perempuan menjadi 36 persen yang kuat. Peningkatan signifikan dalam kontribusi terhadap perekonomian negara yang dibuat oleh perempuan, meningkat dari 27,6 persen pada kuartal keempat tahun 2021 menjadi 30,4 persen pada kuartal keempat tahun 2022.
"Kami mengendarai mobil kami sendiri ke pekerjaan baru kami, dan tidak ada yang bisa menghentikan kami," kata Ragad Khalid, seorang pedagang ritel Saudi di Jeddah.
Jumlah dokumen wirausaha yang dikeluarkan untuk perempuan meningkat drastis pada tahun 2021. Meningkat menjadi 961.189 dari hanya 7.997 pada 2019. Perempuan diizinkan untuk mendaftar sebagai wiraswasta pada 2018.