Kamis 31 Aug 2023 23:03 WIB

Pesantren Benteng Jaga Umat tak Tinggalkan Agama

Pesantren merupakan benteng kuat dalam menjaga umat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi: Santri belajar di pesantren.
Foto: Andolu Agency
Ilustrasi: Santri belajar di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyebut keberadaan pesantren telah berperan menjadi benteng kuat menjaga umat di Indonesia. Hal ini juga yang membuat Islam di Indonesia tetap menjadi mayoritas meskipun telah dijajah ratusan tahun oleh Belanda.

"Pesantren merupakan benteng kuat dalam menjaga umat. Buktinya, ratusan tahun dijajah tapi mayoritas keislamannya tidak berubah itu luar biasa," ujar Kiai Ma'ruf dalam acara Wisuda Purna Siswa & Hari Jadi Pondok Pesantren Al Anwar Ke XXVIII di Bangkalan, Madura, Kamis (31/8/2023).

Baca Juga

Sebab, biasanya kata Kiai Ma'ruf, pemimpin bangsa sangat berpengaruh membawa perubahan di masyarakat. Kiai Ma'ruf pun membandingkan China yang lebih awal masuknya Islam, justru jumlah muslimnya berangsur menurun seiring waktu yakni sekitar 22 juta dari 1,5 miliar penduduk.

"Jadi hanya beberapa persen itu. Tapi kita Alhamdulillah dijajah ratusan tahun, karena apa? Karena banyak pesantren di Indonesia. Ini, jadi pesantren ini benteng," ujarnya.

Karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menilai pesantren juga bisa menjadi benteng di tengah arus globalisasi saat ini. Sebab, kemajuan teknologi membawa perubahan pada berbagai sektor kehidupan termasuk kehidupan beragama.

"Sekarang juga kita menghadapi tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, itu juga di samping membawa kebaikan itu membawa keburukan juga, mendisrupsi namanya itu ya. Banyak disrupsi, banyak kemudian banyak yang meninggalkan agamanya," ujarnya.

Kiai Ma'ruf pun mencontohkan kehidupan beragama di Korea yang menurun drastis akibat pengaruh modernisasi. 

"Saya lihat di Korea itu dulu 99 persen beragama Buddha, sekarang tinggal 20 persen, yang lainnya ada agama lain, yang paling besar adalah sebesar 52 persen tidak beragama, tidak beragama karena pengaruh modernisasi, pengaruh kemajuan kemajuan," ujarnya.

Karena itu, Kiai Ma'ruf menekankan pesantren harus menjadi benteng yang kuat terhadap disrupsi maupun modernisasi. Sebab, modernisasi turutu membawa dampak negatif kepada generasi selanjutnya.

"Sekarang kampanye itu udah masuk bukan hanya di pasar, bukan hanya di tempat ramai-ramai tapi sudah masuk ke rumah-rumah, melalui media sosial. Sekarang kan sudah pakai ini sampai ke kamar anak-anak kita sendiri. Dari sinilah pentingnya kita memperkuat benteng anak-anak. Dan di mana itu adanya adalah pesantren-pesantren," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement