Kamis 31 Aug 2023 21:05 WIB

Arab Saudi Diperkirakan Mengalami Curah Hujan Tinggi Selama Musim Gugur

Kemungkinan turunnya hujan yakni 50 persen hingga 60 persen.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Umat Islam menunaikan umroh di Masjidil Haram, di tengah hujan deras pada bulan suci Ramadhan, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Senin (10/4/2023).
Foto: REUTERS/SAUDI PRESS AGENCY
Umat Islam menunaikan umroh di Masjidil Haram, di tengah hujan deras pada bulan suci Ramadhan, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Senin (10/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi (NCM) memperkirakan sebagian besar wilayah Arab Saudi akan mengalami curah hujan lebih tinggi dari rata-rata sebesar 50 sampai 60 persen selama musim gugur. Hal ini terungkap dalam ramalan cuaca NCM untuk musim gugur 2023.

Kemungkinan turunnya hujan yakni 50 persen hingga 60 persen lebih tinggi dari rata-rata selama musim gugur, yang mencakup bulan September, Oktober, dan November. Daerah yang diperkirakan turun hujan lebat adalah Al-Sharqiyah, Perbatasan Utara, Al-Qassim, Hail, Al-Jouf, Tabuk, Madinah dan sebagian wilayah Riyadh dan Makkah.

Baca Juga

"Curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata di wilayah tersebut akan terjadi terutama pada bulan Oktober dan November," kata NCM, dilansir Saudi Gazette, Kamis (31/8/2023).

Meski tingkat curah hujan akan berada di kisaran rata-rata di seluruh wilayah Kerajaan, laporan tersebut menunjukkan curah hujan pada September akan 40 persen lebih rendah dari rata-rata di wilayah Jazan dan sebagian wilayah Najran.

Laporan tersebut memperkirakan akan terjadi hujan lebat yang ekstrem dan sangat parah di Arab Saudi, namun menjelaskan bahwa kasus tersebut tidak muncul dalam model iklim jangka panjang dan dapat diprediksi melalui prakiraan jangka pendek yang dikeluarkan oleh NCM.

Laporan tersebut mengutip kasus curah hujan lebat (ekstrim hingga sangat ekstrem) di Arab Saudi antara tahun 1985 dan 2022. Tahun 1997 dan 2018 adalah tahun-tahun yang paling banyak terkena cuaca basah ekstrem. Selama puncak sejarah hujan musim gugur, tahun 1997 terjadi 21 kejadian hujan lebat sementara tahun 2018 terjadi 17 kejadian.

Sedangkan untuk kasus yang sangat ekstrim, tahun 2018 merupakan tahun dengan jumlah kasus terbanyak, disusul tahun 5 kasus pada tahun 1997 dan 3 kasus pada tahun 2000. NCM mengatakan sejak tahun 2007 jumlah kekambuhan kasus hujan ekstrem mengalami peningkatan, namun tidak ada perbedaan pada kasus yang sangat ekstrim.

Mengenai prakiraan suhu permukaan selama musim gugur, NCM mengatakan bahwa prakiraan tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan besar suhu akan meningkat hingga 80% di seluruh wilayah Kerajaan, dan suhu tersebut akan lebih tinggi dari rata-rata sebesar dua derajat di Riyadh dan wilayah Najran, serta mencapai satu setengah derajat lebih tinggi di sebagian besar wilayah Arab Saudi.

Musim panas tahun ini akan berakhir secara astronomis pada Jumat, 22 September, menurut Pusat Meteorologi Nasional. Juru Bicara NCM, Hussain Al-Qahtani, mengatakan suhu akan turun secara bertahap selama beberapa hari mendatang di sebagian besar wilayah Kerajaan. Selama musim gugur, yang akan dimulai setelah 24 hari, akan menjadi musim hujan selama tahun ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement