Kamis 14 Sep 2023 09:29 WIB

Malaysia Dorong Jamaah Umroh Gunakan Batik Saat di Tanah Suci

Jamaah umroh Malaysia diimbau gunakan batik saat di Tanah Suci.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Calon jamaah haji Malaysia
Foto: Malaysian Digest
Calon jamaah haji Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Badan Pengembangan Kerajinan Nasional Kraftangan Malaysia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan tiga asosiasi perjalanan (travel). Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong jamaah Muslim setempat mengenakan batik selama perjalanan umroh mereka.

"(MoU) Ini sebagai upaya untuk lebih mempromosikan penggunaan batik Malaysia oleh jamaah umroh, menyusul pengumuman sebelumnya yang mengharuskan PNS wajib memakai batik Malaysia pada hari Kamis," ujar Wakil Direktur Jenderal (Pengembangan) Kraftangan Malaysia Abdul Halim Ali dikutip di Malay Mail, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Ia juga menyebut, kampanye kesadaran (awareness) semacam ini diperlukan dan dibutuhkan, untuk membantu pertumbuhan industri batik dan kerajinan lokal.

Umroh merupakan ibadah haji kecil opsional, yang dilakukan oleh umat Islam ke Makkah setiap saat sepanjang tahun. Ibadah ini berbeda dengan haji wajib.

Saat umroh, umat Islam biasanya mengenakan pakaian sederhana dan seragam yang disebut ihram, seperti kain putih untuk menandakan kerendahan hati.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Abdul Halim mengatakan agen perjalanan umroh dan haji dapat memasukkan pakaian batik ke dalam perlengkapan perjalanannya. Batik dapat dikenakan oleh jamaah saat mereka tidak mengenakan pakaian ihram.

“Jadi kalau berangkat umroh keluar, mereka akan memakai motif batik. Ini salah satu cara untuk menampilkan batik Malaysia ke luar negeri,” ucap dia.

Selain mendorong dan mengajak jamaah umroh, dalam MoU tersebut juga disampaikan ketiga asosiasi tersebut akan mendorong stafnya untuk mengenakan batik Malaysia di tempat kerja.

Untuk informasi, tiga asosiasi yang menandatangani MoU ini adalah Asosiasi Agen Perjalanan Umroh dan Haji (Papuh), Asosiasi Agen Perjalanan dan Perjalanan Bumiputera Malaysia (Bumitra), dan Asosiasi Agen Perjalanan dan Perjalanan Umrah Malaysia (Matta).

Ia menambahkan, edaran penggunaan batik bagi PNS sebenarnya bukan hal baru karena sudah sejak tahun 1985 hal ini digalakkan. Namun aturan yang ada saat ini lebih resmi.

“Saat ini terdapat teknik-teknik baru dalam pengadaan batik, yang beralih dari penggunaan lilin tradisional dan pewarna lilin yang dianggap berbahaya bagi lingkungan. Teknik-teknik baru ini juga mempercepat proses produksi," kata Abdul Halim.

Pada saat yang sama, jika berbicara tentang pakaian korporat, memakai batik sebenarnya membantu menghemat energi, karena bahannya yang sejuk, penggunaan AC di kantor akan berkurang. Orang-orang yang menggunakan batik disebut tidak perlu lagi memakai blazer tebal sepanjang waktu.

Ia mengatakan hingga Agustus 2023, terdapat peningkatan jumlah pengusaha batik di Negeri Jiran menjadi 815 orang, dimana 51 persen di antaranya adalah perempuan.

“815 pembatik tersebut termasuk dalam 2.080 pengusaha tekstil di Tanah Air,” kata dia.

Bulan lalu, Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad mengumumkan bahwa pegawai negeri kini bisa mengenakan pakaian batik sepanjang minggu kerja, tidak hanya pada hari Kamis.

Dia mengatakan Kabinet Malaysia telah menyetujui langkah tersebut, mengingat iklim dan perlunya efisiensi energi di kantor-kantor pemerintah.

Ia juga mengatakan, anjuran perubahan tata krama berpakaian juga akan disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara.  

Sumber:

https://www.malaymail.com/news/malaysia/2023/09/08/kraftangan-malaysia-signs-new-deal-to-encourage-muslim-pilgrims-to-wear-batik-during-umrah-trips/89725

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement